Sleman (ANTARA) - Kondisi Gedung Museum Gunung Merapi (MGM) di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta cukup memprihatinkan karena beberapa bagian atap nampak bolong sehingga bocor saat hujan.
"Memang saat ini kondisi gedung MGM cukup memprihatinkan, hal itu sebenarnya sudah terjadi sejak 2017," kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Sleman Aji Wulantara di Sleman, Kamis.
Menurut dia, untuk melakukan perawatan MGM pihaknya harus bekerja sama dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung.
"Memang saat ini belum maksimal perawatannya karena bangunan itu belum diserahterimakan kepada Pemkab Sleman, jadi pengelolaannya masih dilakukan bersama-sama," katanya.
MGM yang terletak di lereng Gunung Merapi memang menjadi salah satu ikon pariwisata Sleman. Termasuk juga untuk edukasi masyarakat terkait mitigasi dan sejarah Gunung Merapi, maupun gunungapi di seluruh Indonesia dan dunia.
Aji menjelaskan, pengelolaan MGM ini belum sepenuhnya berada di bawah Dinas Kebudayaan Sleman, sehingga pihaknya belum bisa melakukan perbaikan secara langsung dan harus menunggu dari pihak kementerian terlebih dahulu.
"Padahal kalau bisa 100 persen pengelolaan Pemkab Sleman, kami bisa menganggarkan dengan dana keistimewaan DIY (Danais) untuk perawatan dan perbaikannya," katanya.
Ia mengatakan, Dinas Kebudayaan Sleman mentargetkan pada 2019 bisa mengelola MGM secara penuh. Saat ini pihaknya tengah menunggu proses pengajuan dokumen di Kementerian Keuangan.
"Prosesnya sudah dari 2018 tapi ini semoga bisa cepat dan 2019 bisa sepenuhnya menjadi aset Sleman," katanya.
Menurut dia, lahan seluas 3,4 hektar yang digunakan MGM merupakan aset Pemkab Sleman. Sedangkan bangunan seluas 4.470 meter persegi tersebut dibangun oleh pemerintah pusat.
"Ke depan di lahan belakang bangunan itu karena ada tanah yang luas akan ada pengembangan juga," katanya.
Kepala Bidang Dokumentasi dan Sarpras Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Wasita menambahkan saat ini pihaknya terus menggenjot kunjungan wisatawan dengan memperbanyak event di MGM.
"Ada berbagai macam pertunjukan seperti cokekan, musik, dan dialog kebudayaan," katanya.
Ia mengatakan, pada 2019 ini pihaknya optimistis bisa mencapai target kunjungan 275 ribu wisatawan.
"Meskipun di depan MGM persis saat ini telah ada destinasi wisata baru namun MGM akan tetap dikunjungi. Wisata itu segmented, jadi MGM ini pasti ada pengunjung terutama anak sekolah yang ingin belajar tentang Merapi," katanya.***3***
Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto
"Memang saat ini kondisi gedung MGM cukup memprihatinkan, hal itu sebenarnya sudah terjadi sejak 2017," kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Sleman Aji Wulantara di Sleman, Kamis.
Menurut dia, untuk melakukan perawatan MGM pihaknya harus bekerja sama dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung.
"Memang saat ini belum maksimal perawatannya karena bangunan itu belum diserahterimakan kepada Pemkab Sleman, jadi pengelolaannya masih dilakukan bersama-sama," katanya.
MGM yang terletak di lereng Gunung Merapi memang menjadi salah satu ikon pariwisata Sleman. Termasuk juga untuk edukasi masyarakat terkait mitigasi dan sejarah Gunung Merapi, maupun gunungapi di seluruh Indonesia dan dunia.
Aji menjelaskan, pengelolaan MGM ini belum sepenuhnya berada di bawah Dinas Kebudayaan Sleman, sehingga pihaknya belum bisa melakukan perbaikan secara langsung dan harus menunggu dari pihak kementerian terlebih dahulu.
"Padahal kalau bisa 100 persen pengelolaan Pemkab Sleman, kami bisa menganggarkan dengan dana keistimewaan DIY (Danais) untuk perawatan dan perbaikannya," katanya.
Ia mengatakan, Dinas Kebudayaan Sleman mentargetkan pada 2019 bisa mengelola MGM secara penuh. Saat ini pihaknya tengah menunggu proses pengajuan dokumen di Kementerian Keuangan.
"Prosesnya sudah dari 2018 tapi ini semoga bisa cepat dan 2019 bisa sepenuhnya menjadi aset Sleman," katanya.
Menurut dia, lahan seluas 3,4 hektar yang digunakan MGM merupakan aset Pemkab Sleman. Sedangkan bangunan seluas 4.470 meter persegi tersebut dibangun oleh pemerintah pusat.
"Ke depan di lahan belakang bangunan itu karena ada tanah yang luas akan ada pengembangan juga," katanya.
Kepala Bidang Dokumentasi dan Sarpras Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Wasita menambahkan saat ini pihaknya terus menggenjot kunjungan wisatawan dengan memperbanyak event di MGM.
"Ada berbagai macam pertunjukan seperti cokekan, musik, dan dialog kebudayaan," katanya.
Ia mengatakan, pada 2019 ini pihaknya optimistis bisa mencapai target kunjungan 275 ribu wisatawan.
"Meskipun di depan MGM persis saat ini telah ada destinasi wisata baru namun MGM akan tetap dikunjungi. Wisata itu segmented, jadi MGM ini pasti ada pengunjung terutama anak sekolah yang ingin belajar tentang Merapi," katanya.***3***
Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto