Sleman (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
Peringatan dini dari BMKG Yogyakarta yang menyebutkan bahwa cuaca ekstrem berpotensi terjadi pada 16 hingga 23 Desember 2024.
"Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan beberapa bencana, seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Selasa.
Menurut dia, untuk masyarakat di wilayah lereng Gunung Merapi, cuaca ekstrem berupa hujan deras, yang perlu diwaspadai adalah potensi terjadinya banjir lahar dingin di aliran sungai berhulu Gunung Merapi.
"Saat ini Gunung Merapi masih terus aktif mengeluarkan awan panas, dampak dari awan panas tersebut, yakni terjadinya timbunan abu di permukaan material vulkanis di puncak Merapi," katanya.
Ia mengatakan abu vulkanis di permukaan material pasir dan batu ini, apabila diguyur hujan menyebabkan terjadinya aliran banjir lahar yang membawa material vulkanis di aliran sungai-sungai berhulu Gunung Merapi.
"Kalau hanya material vulkanis, bila diguyur hujan tidak akan menyebabkan banjir. Tetapi, kalau ada abu vulkanis di permukaan material, akan menjadi 'pelicin' atau pendorong terjadinya banjir lahar hujan," katanya.
Makwan mengatakan jika terjadi banjir lahar, masyarakat yang beraktivitas di aliran sungai-sungai berhulu Gunung Merapi, seperti penambang pasir, truk angkutan pasir maupun alat-alat operasional untuk penambangan sangat rawan terdampak.
"Untuk itu, akan lebih baik jika masyarakat yang beraktivitas di sungai berhulu Merapi menghentikan aktivitasnya jika di puncak Gunung Merapi terjadi hujan deras, sebagai langkah antisipasi jika terjadi banjir lahar hujan," katanya.
Ia mengatakan banjir lahar dingin di aliran sungai berhulu Gunung Merapi tidak berpotensi berdampak di pemukiman masyarakat, karena saat ini kondisi palung atau cekungan sungai-sungai tersebut masih kosong, serta sejumlah dam di sepanjang aliran sungai juga tidak penuh material.
"Namun, yang perlu diwaspadai adalah sejumlah dam di aliran sungai berhulu Gunung Merapi juga difungsikan sebagai jembatan, sehingga jika terjadi banjir masyarakat jangan melintasinya, karena akan sangat berbahaya," katanya.