Jakarta (ANTARA) - Atlet renang nasional Glenn Victor Sutanto memanfaatkan kejurnas renang Festival Akuatik Indonesia 2019 di Jakarta sebagai ajang pemanasan untuk berlaga di kejuaraan renang Singapura Open pada Juni nanti.
"Singapura Open mungkin pertandingan selanjutnya yang akan saya ikuti. Kebetulan saat ini evaluasi siapa tahu waktunya lebih bagus lagi di Singapura Open, jadi saya mencoba untuk jaga itu," kata Glenn di sela-sela FAI 2019 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu.
Atlet renang yang memiliki spesialisasi di gaya kupu-kupu itu memiliki target untuk memperbaiki catatan waktu terbaiknya di FAI 2019, yang telah diakui federasi renang internasional FINA sebagai salah satu ajang kualifikasi untuk Olimpiade 2020.
"Target sebenarnya mencoba untuk sedekat mungkin dengan best time, hanya masih terpaut sekitar 30/100 detik dari best time," kata Glenn.
Di nomor 100 meter gaya kupu-kupu waktu terbaik Glenn saat ini 52,90 detik sementara di nomor 50 meter gaya kupu-kupu berada di 24,08 detik.
Baca juga: Glenn Victor belum berencana pensiun
Sementara pelatnas renang belum dimulai, Glenn melakukan latihan mandiri untuk tetap menjaga performanya di kolam setelah libur pelatnas usai Asian Games 2018.
"Kendala dari saya pribadi yang pasti latihan berenangnya masih kurang," kata peraih medali perunggu SEA Games 2017 di nomor 100 gaya kupu itu.
Indonesia pun dianggap terlambat melaksanakan pelatnas renang untuk SEA Games 2019 di saat negara tetangga, Singapura, sudah memulai program latihan mereka sejak akhir tahun lalu.
"Terus ada Malaysia yang sudah beberapa kali mengirim atletnya pemusatan latihan di Australia. Negara-negara lain sudah start," kata Glenn.
Di SEA Games nanti, perenang berusia 29 tahun itu memasang target untuk bisa memecahkan rekor pribadinya.
"Soalnya kita olahraga terukur, saya juga bisa melihat lawan saya, Joseph Schooling. Kebetulan di nomor kupu-kupu dia juara Olimpiade memang waktunya pun terpaut jauh," kata Glenn.
Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia belum memulai program pelatnas renang SEA Games 2019 setelah menghadapi kendala anggaran. Pemerintah hanya sanggup memberikan dana bantuan Pelatnas sekitar Rp9 miliar dari Rp50 miliar yang diajukan untuk empat cabang akuatik di bawah naungan PB PRSI.
Pelatih tim renang nasional David Armandoni mengungkapkan waktu sekitar enam bulan sebelum pesta olahraga se-Asia Tenggara itu dimulai dianggap tidak cukup untuk mempersiapkan tim pelatnas renang Indonesia.
"Kita terlambat. Terlambat enam bulan. Jika kita bicara soal SEA Games pada November kita akan harus bekerja sangat keras, berlatih sangat keras, tapi tetap saja kita terlambat," kata Armandoni.
"Kami belum tahu akan ke mana. Apa target selanjutnya, kompetisi selanjutnya dan apakah kami akan melakukan training camp atau tidak, juga banyaknya atlet renang di tim," kata pelatih asal Perancis itu.
"Ini adalah tahun yang sulit, sangat sulit untuk menyiapkan segalanya."
Dengan belum mulainya Pelatnas, atlet-atlet renang nasional kini hanya berlatih di klub masing-masing sampai ada panggilan masuk Pelatnas.
Baca juga: Latihan intensif disiapkan untuk Azzahra jelang kejuaraan dunia junior
"Singapura Open mungkin pertandingan selanjutnya yang akan saya ikuti. Kebetulan saat ini evaluasi siapa tahu waktunya lebih bagus lagi di Singapura Open, jadi saya mencoba untuk jaga itu," kata Glenn di sela-sela FAI 2019 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu.
Atlet renang yang memiliki spesialisasi di gaya kupu-kupu itu memiliki target untuk memperbaiki catatan waktu terbaiknya di FAI 2019, yang telah diakui federasi renang internasional FINA sebagai salah satu ajang kualifikasi untuk Olimpiade 2020.
"Target sebenarnya mencoba untuk sedekat mungkin dengan best time, hanya masih terpaut sekitar 30/100 detik dari best time," kata Glenn.
Di nomor 100 meter gaya kupu-kupu waktu terbaik Glenn saat ini 52,90 detik sementara di nomor 50 meter gaya kupu-kupu berada di 24,08 detik.
Baca juga: Glenn Victor belum berencana pensiun
Sementara pelatnas renang belum dimulai, Glenn melakukan latihan mandiri untuk tetap menjaga performanya di kolam setelah libur pelatnas usai Asian Games 2018.
"Kendala dari saya pribadi yang pasti latihan berenangnya masih kurang," kata peraih medali perunggu SEA Games 2017 di nomor 100 gaya kupu itu.
Indonesia pun dianggap terlambat melaksanakan pelatnas renang untuk SEA Games 2019 di saat negara tetangga, Singapura, sudah memulai program latihan mereka sejak akhir tahun lalu.
"Terus ada Malaysia yang sudah beberapa kali mengirim atletnya pemusatan latihan di Australia. Negara-negara lain sudah start," kata Glenn.
Di SEA Games nanti, perenang berusia 29 tahun itu memasang target untuk bisa memecahkan rekor pribadinya.
"Soalnya kita olahraga terukur, saya juga bisa melihat lawan saya, Joseph Schooling. Kebetulan di nomor kupu-kupu dia juara Olimpiade memang waktunya pun terpaut jauh," kata Glenn.
Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia belum memulai program pelatnas renang SEA Games 2019 setelah menghadapi kendala anggaran. Pemerintah hanya sanggup memberikan dana bantuan Pelatnas sekitar Rp9 miliar dari Rp50 miliar yang diajukan untuk empat cabang akuatik di bawah naungan PB PRSI.
Pelatih tim renang nasional David Armandoni mengungkapkan waktu sekitar enam bulan sebelum pesta olahraga se-Asia Tenggara itu dimulai dianggap tidak cukup untuk mempersiapkan tim pelatnas renang Indonesia.
"Kita terlambat. Terlambat enam bulan. Jika kita bicara soal SEA Games pada November kita akan harus bekerja sangat keras, berlatih sangat keras, tapi tetap saja kita terlambat," kata Armandoni.
"Kami belum tahu akan ke mana. Apa target selanjutnya, kompetisi selanjutnya dan apakah kami akan melakukan training camp atau tidak, juga banyaknya atlet renang di tim," kata pelatih asal Perancis itu.
"Ini adalah tahun yang sulit, sangat sulit untuk menyiapkan segalanya."
Dengan belum mulainya Pelatnas, atlet-atlet renang nasional kini hanya berlatih di klub masing-masing sampai ada panggilan masuk Pelatnas.
Baca juga: Latihan intensif disiapkan untuk Azzahra jelang kejuaraan dunia junior