Gaza (ANTARA) - Pasukan Israel menembak hingga mati seorang warga Palestina selama aksi protes mingguan di sepanjang perbatasan dengan Israel, demikian informasi pejabat kesehatan Gaza, Jumat.
Selain tewasnya pria berusia 24 tahun itu, 30 warga lainnya terluka akibat tembakan selama aksi tersebut, yang diikuti ribuan warga, kata mereka.
Juru bicara militer Israel mengatakan pasukan, yang menghadapi sekitar 6.000 warga Palestina di perbatasan dengan Gaza, melepaskan tembakan ketika beberapa dari mereka mendekati pagar pembatas.
Mediator keamanan Mesir sedang berkunjung ke kawasan tersebut guna memperkuat pemahaman soal gencatan senjata antara Israel dan gerilyawan Gaza, yang dipimpin kelompok Hamas. Kedatangan mereka menyusul pertempuran sengit pekan lalu, yang menewaskan 29 warga Palestina, sebagian warga sipil, dan empat warga sipil Israel.
Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya blokade Israel-Mesir di Gaza serta hak-hak tanah milik warga Palestina, tempat keluarga mereka menyelamatkan diri atau dipaksa melarikan diri selama pendirian Israel pada 1948.
Lebih dari 200 warga Gaza tewas ditangan pasukan Israel sejak dimulainya "Great March of Return" pada 30 Maret 2018, menurut pejabat kesehatan Gaza.
Baca juga: Syeikh Husein Gaza kumpulkan donasi Rp650 juta untuk bantu Palestina
Sumber: Reuters
Selain tewasnya pria berusia 24 tahun itu, 30 warga lainnya terluka akibat tembakan selama aksi tersebut, yang diikuti ribuan warga, kata mereka.
Juru bicara militer Israel mengatakan pasukan, yang menghadapi sekitar 6.000 warga Palestina di perbatasan dengan Gaza, melepaskan tembakan ketika beberapa dari mereka mendekati pagar pembatas.
Mediator keamanan Mesir sedang berkunjung ke kawasan tersebut guna memperkuat pemahaman soal gencatan senjata antara Israel dan gerilyawan Gaza, yang dipimpin kelompok Hamas. Kedatangan mereka menyusul pertempuran sengit pekan lalu, yang menewaskan 29 warga Palestina, sebagian warga sipil, dan empat warga sipil Israel.
Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya blokade Israel-Mesir di Gaza serta hak-hak tanah milik warga Palestina, tempat keluarga mereka menyelamatkan diri atau dipaksa melarikan diri selama pendirian Israel pada 1948.
Lebih dari 200 warga Gaza tewas ditangan pasukan Israel sejak dimulainya "Great March of Return" pada 30 Maret 2018, menurut pejabat kesehatan Gaza.
Baca juga: Syeikh Husein Gaza kumpulkan donasi Rp650 juta untuk bantu Palestina
Sumber: Reuters