Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta siap melakukan sertifikasi pariwisata kepada seluruh destinasi wisata di daerah setempat secara bertahap sesuai arahan Kementerian Pariwisata.
"Saya kira nanti kita bertahap melakukan sertifikasi, kita pilih destinasi yang sudah siap dulu," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Singgih, saat ini Dispar DIY sudah memulai tahap sosialisasi kepada pelaku wisata mengenai pentingnya sertifikasi.
"Yang jelas dengan sertifikasi itu pengelolaan objek wisata menjadi lebih bagus, mengedepankan sisi pelestarian alam, serta berorientasi pada peningkatan perekonomian masyarakat," kata dia.
Selain itu, dengan memiliki sertifikasi, menurut dia, nilai jual destinasi wisata akan meningkat di mata wisatwan internasional karena telah menyesuaikan standar keberlanjutan yang diakui oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO).
Tolok ukur sertifikasi yang mengacu prinsip pengembangan destinasi wisata berkelanjutan telah sesuai dengan budaya masyarakat Yogyakarta dalam mengembangkan destinasi wisata.
"Kalau pengembangan destinasi wisata berkelanjutan sangat berkaitan dengan filosifi budaya kita yakni 'Hamemayu Hayuning Bawana' (memelihara alam semesta). Sehingga kalau diterapkan di Yogyakarta destinasi wisatanya pasti sudah siap," kata dia.
Meski menganggap sertifikasi sebagai sebuah tantangan, menurut Singgih, Dispar DIY telah memulai sertifikasi dengan menyasar desa wisata. "Yang sudah kami sasar adalah desa wisata. Selain itu, ada pula sejumlah destinasi lain yang sudah tersertifikasi, mereka adalah yang pernah ikut lomba Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA)," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan seluruh destinasi wisata di Indonesia tersertifikasi pariwisata berkelanjutan mulai 2020 sebagai syarat untuk menjadi tujuan wisata kelas dunia.
Baca juga: DIY mengandalkan destinasi wisata alam sambut libur Lebaran 2019
"Saya kira nanti kita bertahap melakukan sertifikasi, kita pilih destinasi yang sudah siap dulu," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Singgih, saat ini Dispar DIY sudah memulai tahap sosialisasi kepada pelaku wisata mengenai pentingnya sertifikasi.
"Yang jelas dengan sertifikasi itu pengelolaan objek wisata menjadi lebih bagus, mengedepankan sisi pelestarian alam, serta berorientasi pada peningkatan perekonomian masyarakat," kata dia.
Selain itu, dengan memiliki sertifikasi, menurut dia, nilai jual destinasi wisata akan meningkat di mata wisatwan internasional karena telah menyesuaikan standar keberlanjutan yang diakui oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO).
Tolok ukur sertifikasi yang mengacu prinsip pengembangan destinasi wisata berkelanjutan telah sesuai dengan budaya masyarakat Yogyakarta dalam mengembangkan destinasi wisata.
"Kalau pengembangan destinasi wisata berkelanjutan sangat berkaitan dengan filosifi budaya kita yakni 'Hamemayu Hayuning Bawana' (memelihara alam semesta). Sehingga kalau diterapkan di Yogyakarta destinasi wisatanya pasti sudah siap," kata dia.
Meski menganggap sertifikasi sebagai sebuah tantangan, menurut Singgih, Dispar DIY telah memulai sertifikasi dengan menyasar desa wisata. "Yang sudah kami sasar adalah desa wisata. Selain itu, ada pula sejumlah destinasi lain yang sudah tersertifikasi, mereka adalah yang pernah ikut lomba Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA)," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan seluruh destinasi wisata di Indonesia tersertifikasi pariwisata berkelanjutan mulai 2020 sebagai syarat untuk menjadi tujuan wisata kelas dunia.
Baca juga: DIY mengandalkan destinasi wisata alam sambut libur Lebaran 2019