Bantul (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan program Sapi Indukan Wajib Bunting melalui kawin suntik pada 2019 bisa menjangkau sebanyak 24 ribu sapi di daerah ini.

"IB (Inseminasi Buatan) kami yang sudah berhasil bunting sekitar 19 ribu sapi untuk tahun kemarin, tahun ini kita targetkan sebanyak 24 ribu sapi," kata Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Senin.

Menurut dia, program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) merupakan program percepatan peningkatan populasi sapi dari Kementerian Pertanian dengan cara kawin suntik atau IB yang difasilitasi lewat pemerintah daerah.

Saat ini populasi sapi di wilayah Bantul sekitar 60 ribu ekor. Dengan program percepatan populasi sapi itu, jumlahnya ditargetkan bisa meningkatkan menjadi dua kali lipat hingga 2024.

"Kita terus mendorong masyarakat untuk budidaya ternak, karena Pak Dirjen (Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan) punya target (meningkat) dua kali lipat, kalau kita 60 ribu berarti lima tahun ke depan harus 120 ribu sapi," katanya.

Pulung mengatakan dalam percepatan populasi ternak terutama sapi tidak mudah, namun dengan program yang dibiayai pemerintah ini setidaknya bisa mempercepat sapi induk bereproduksi.

"Yang pertama harus minat dulu, kemudian yang kedua Siwab atau IB itu salah satu alternatif daripada percepatan untuk populasi menjadi lebih cepat dari biasanya, karena umur dua tahun kemudian tiga bulan kemudian sudah bisa untuk bunting lagi, ini yang terus kita canangkan," katanya.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan para peternak sapi bisa mendaftarkan untuk mengikuti program tersebut, kemudian melalui petugas IB akan memastikan kondisi sapi dengan melakukan pemeriksaan sebelum disuntik hingga saat bunting.

"Untuk yang 24 ribu sapi itu gratis, namun kalau lebih dari itu membeli sendiri (biaya kawin suntik), makanya cepat-cepat untuk daftar," katanya.

Baca juga: Bantul membutuhkan 20 ribu ternak untuk hewan kurban
 

Pewarta : Hery Sidik
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024