Binh Duong (ANTARA) - Keikutsertaan timnas sepak bola Indonesia di ajang Piala AFF U-18 2019 di Ho Chi Minh City, Vietnam, banyak menyita perhatian penonton di Tanah Air.

Dengan komposisi pemain yang masih berusia 17-18 tahun, mereka sudah memiliki kemampuan bersepak bola yang baik dan memukau, bahkan sudah membuktikan kekuatannya dengan memenangi lima pertandingan di fase penyisihan Grup A.

Semua lini, baik pertahanan, tengah, dan penyerang menjalankan perannya dengan mengesankan dan menciptakan permainan terstruktur yang begitu solid.

Sebagaimana yang disampaikan pelatih timnas U-18 Fakhri Husaini saat ditemui Antara di Vietnam, ia mengatakan bahwa kesuksesan skuat Garuda Nusantara hingga bisa mencapai babak semifinal merupakan hasil kerja keras bersama dari setiap pemain.

Meski begitu, ada saja alasan bagi penggemar sepak bola nasional yang mengidolakan salah satu atau beberapa pemain dengan beragam alasan.

Salah satu yang menarik dari komposisi pemain U-18 ialah adanya pemain kembar, yaitu Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi dan Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri.

Jika dulu keduanya sulit dibedakan karena wajah dan penampilan mereka yang serupa, kini kerabat atau masyarakat bisa lebih mudah mengidentifikasi Bagus dan Bagas berkat perubahan penampilan salah satunya.

Bagas, yang lahir lima menit lebih dulu, kini menggunakan potongan rambut pendek sementara adiknya masih memelihara rambut keritingnya yang gondrong.

Meski begitu, sebetulnya ada siasat untuk membedakan keduanya, kata mereka.

"Cara membedakannya sebenarnya bisa dari tinggi badan, kakak (Bagas) lebih tinggi dari saya. Bentuk badannya juga agak beda," ujar Bagus menerangkan.

Kedua pemain asal Magelang ini mulai dikenal banyak orang kala membela timnas U-16 dan berhasil membawa pulang gelar juara pada Piala AFF U-16 tahun 2018 usai menundukkan Thailand di babak final.

Dalam perjalanannya, Bagus lebih dikenal sebagai penyerang sementara kakaknya menjadi bek skuat Garuda Nusantara.

Namun, yang menarik ialah sebetulnya kedua pemain kelahiran 16 Januari 2002 ini awalnya menempati posisi penyerang dan sempat dijuluki "Striker Kembar".

"Sebenarnya dulu memang tertukar pas seleksi U-16 di Subang (Jawa Barat), coach Fakhri mengira saya Bagus yang awalnya dijadikan bek kanan," tutur Bagas menceritakan

Mereka menceritakan bahwa saat itu Bagus yang seharusnya ditugaskan untuk mengisi posisi bek kanan, datang terlambat ke sesi seleksi timnas.

Sementara Bagas yang datang lebih awal, dikira sebagai adiknya oleh tim seleksi dan segera dipasang di posisi bek kanan, sedangkan Bagus akhirnya harus bermain sebagai penyerang menggeser posisi kakaknya.

Meski kemudian pelatih menyadari bahwa posisi Bagas dan Bagus tertukar, namun hal tersebut ternyata tidak menghambat permainan kedua pemain berambut keriting tersebut.

Buktinya, Bagus bisa mencetak lima gol dalam lima pertandingan di fase penyisihan Grup Piala AFF U-18 2019, ditambah serangan-serangan mandiri ke gawang lawan yang tak terhitung jumlahnya meski berakhir kegagalan mencetak angka.

Sedangkan kakaknya, bisa menjadi bek yang bisa menggiring bola hingga mendekati gawang lawan berkat modal pengalaman sebelumnya saat menjadi penyerang.

"Ya ini kami jadikan tantangan saja, bisa tambah pengalaman," tutur Bagus yang menjadi pemain Barito Putera bersama kakaknya itu.

Kedua pemain belia ini sadar bahwa rekam jejak mereka di dunia sepak bola masih panjang, sehingga mereka pun menyimpan cita-cita untuk olahraga yang mereka geluti ini.

Jebolan tim Garuda Select ini ingin melanjutkan langkah karirnya hingga bisa bermain di klub-klub Eropa, meski belum bisa memastikan secara spesifik klub mana yang ingin mereka singgahi.

"Semoga bisa main di luar negeri. Kalau ada kesempatan atau rezeki maunya main di Eropa supaya bisa dapat pengalaman yang lebih lagi," kata Bagus.

Pewarta : Roy Rosa Bachtiar
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024