Gunung Kidul (ANTARA) - Pengelola Desa wisata Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan makan bareng atau kembul bujono 50 ingkung sebagai wujud syukur atas hasil pertanian yang melimpah.

Wakil Ketua Panitia Acara Kenduri Bersama Desa Nglanggeran Agus di Gunung Kidul, Senin, mengatakan bersama hasil tani dan ternak sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas hasil pertanian dan peternakan yang melimpah.

"Kegiatan ini juga sebagai upaya melestarikan adat dan budaya masyarakat di Nglanggeran," kata Agus.

Ia mengatakan adacara adat kenduri bersama juga melibatkan wisatawan. sehingga konsep kenduri bersama untuk mendukung wisata.

"Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan kebersamaan masyarakat di Desa Nglanggeran. Selain itu, kegiatan ini juga dikonsep untuk mendukung wisata. Wisatawan dipersilakan ikut bersama, makan gratis," katanya.

Agus mengatakan kegiatan ini digelar setahun sekali. Diikuti oleh warga di lima dusun yang ada di Desa Nglanggeran. Panitia menyediakan 50 ingkung ayam dan sayuran untuk dimakan bersama di kompleks wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Ada pula warga yang secara mandiri berinisiatif membuat ingkung.

"Ini wujud kebersamaan masyarakat di Desa Nglanggeran untuk melestarikan budaya, sekaligus mengembangkan potensi wisata lokal kepada wisatawan," katanya.

Salah seorang mahasiswa dari Universitas Malaysia Kelantan, Ramadhan Ibnu Hashim mengatakan acara adat seperti ini sangat menarik bagi wisatawan. Dirinya diajak makan bersama, sehingga dapat merasakan kebersamaan.

"Ini sesuatu yang langka bagi turis. Kami bisa bergabung dengan masyarakat. Wisata perpaduan dengan budaya masyarakat sangat menarik bagi kami," katanya yang datang bersama empat rekan kampusnya ini.

Ia mengatakan kedatangan ke DIY dalam rangka melakukan penelitian bersama rekannya mengenai wisata.

"Kegiatan masyarakat di Desa Nglanggeran sangat bermanfaat bagi kami dalam menyelesaikan penelitian. Sehingga saya tidak melewatkan momen ketika makan bersama ingkung ayam ini," katanya.

Pewarta : Sutarmi
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024