Sleman (ANTARA) - Sebanyak 30 peserta Siswa Mengenal Nusantara asal Provinsi Riau mempelajari keterampilan membatik di Kantor PT Primissima, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (19/8).
Dalam pelatihan keterampilan membatik, para siswa berprestasi itu dibekali pengetahuan dasar mulai dari pengenalan alat dan bahan membatik, memanaskan lilin atau malam, hingga mencanting oleh para pembatik binaan PT Primissima.
"Karena waktunya cuma sebentar kegiatan ini paling tidak tujuannya membuat para siswa mengenal dan mengerti proses membatik di Yogyakarta. Siapa tahu suatu saat ada yang tertarik mendalaminya," kata Direktur Utama PT Primissima Usmansyah.
Menurut Usmansyah, batik telah menjadi salah satu karya seni dan budaya yang telah melekat dengan Yogyakarta. Oleh sebab itu, para peserta SMN yang memiliki tujuan untuk mengenali budaya dan adat di Yogyakarta, sudah sewajarny dikenalkan cara membatik.
"Tujuan besarnya kan memang agar mereka mempu lebih mengenali adat, budaya, suku bangsa. Maka proses membatik di Yogyakarta harus mereka ketahui apalagi Yogyakarta telah menjadi Kota Batik Dunia," kata dia.
Salah satu peserta SMN Riau, Sri Barak mengatakan melihat langsung cara membuat batik tulis dengan canting baru pertama kali ia lakukan. Meski tidak mudah, akan tetapi ia puas dan senang hasil karyanya bagus.
Peserta Siswa Mengenal Nusantara asal Provinsi Riau menunjukkan karyanya belajar bmembatik di Kantor PT Primissima, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)
"Susah sih tapi saya senang setelah jadi ternyata hasilnya cantik. Sampai ke Riau mau saya kasih tunjuk sama mamak," kata Sri.
Siswa Mengenal Nusantara (SMN) merupakan bagian dari program BUMN Hadir Untuk negeri yang tujuannnya untuk menanamkan rasa bangga dan cinta tanah air sejak dini kepada siswa SMA/SMK/SLB.
Di Yogyakarta, program itu digelar oleh lima BUMN yakni PT PP (Persero) Tbk selaku PIC (Person In Charge) atau penanggung jawab, bersama PT TWC (Persero) PT Bahana (Persero), PT KBI (Persero) dan PT Primissima (Persero) sebagai Co-PIC.
Sebanyak 30 peserta SMN asal Riau mengikuti kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri di Yogyakarta mulai 14 hingga 21 Agustus 2019. Mereka juga didampingi 2 guru berprestasi, 2 guru pendamping difabel, serta seorang perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Riau.
Dalam pelatihan keterampilan membatik, para siswa berprestasi itu dibekali pengetahuan dasar mulai dari pengenalan alat dan bahan membatik, memanaskan lilin atau malam, hingga mencanting oleh para pembatik binaan PT Primissima.
"Karena waktunya cuma sebentar kegiatan ini paling tidak tujuannya membuat para siswa mengenal dan mengerti proses membatik di Yogyakarta. Siapa tahu suatu saat ada yang tertarik mendalaminya," kata Direktur Utama PT Primissima Usmansyah.
Menurut Usmansyah, batik telah menjadi salah satu karya seni dan budaya yang telah melekat dengan Yogyakarta. Oleh sebab itu, para peserta SMN yang memiliki tujuan untuk mengenali budaya dan adat di Yogyakarta, sudah sewajarny dikenalkan cara membatik.
"Tujuan besarnya kan memang agar mereka mempu lebih mengenali adat, budaya, suku bangsa. Maka proses membatik di Yogyakarta harus mereka ketahui apalagi Yogyakarta telah menjadi Kota Batik Dunia," kata dia.
Salah satu peserta SMN Riau, Sri Barak mengatakan melihat langsung cara membuat batik tulis dengan canting baru pertama kali ia lakukan. Meski tidak mudah, akan tetapi ia puas dan senang hasil karyanya bagus.
"Susah sih tapi saya senang setelah jadi ternyata hasilnya cantik. Sampai ke Riau mau saya kasih tunjuk sama mamak," kata Sri.
Siswa Mengenal Nusantara (SMN) merupakan bagian dari program BUMN Hadir Untuk negeri yang tujuannnya untuk menanamkan rasa bangga dan cinta tanah air sejak dini kepada siswa SMA/SMK/SLB.
Di Yogyakarta, program itu digelar oleh lima BUMN yakni PT PP (Persero) Tbk selaku PIC (Person In Charge) atau penanggung jawab, bersama PT TWC (Persero) PT Bahana (Persero), PT KBI (Persero) dan PT Primissima (Persero) sebagai Co-PIC.
Sebanyak 30 peserta SMN asal Riau mengikuti kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri di Yogyakarta mulai 14 hingga 21 Agustus 2019. Mereka juga didampingi 2 guru berprestasi, 2 guru pendamping difabel, serta seorang perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Riau.