Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta terus mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi kebakaran lahan kosong selama musim kemarau, terlebih musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih kering dan panjang dibanding tahun lalu.

“Selama musim kemarau, terjadi beberapa kali kebakaran lahan. Biasanya memang lahan kosong. Meskipun tidak terlalu besar dan tidak menimbulkan dampak kerugian yang banyak, tetapi potensi ini tetap harus diwaspadai,” kata Kepala Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta Nur Hidayat di Yogyakarta, Sabtu (24/8).

Menurut dia, Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta sudah melakukan sosialisasi rutin ke masyarakat terkait upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, baik di bangunan maupun kebakaran di lahan kosong.

Ia mengatakan, faktor penyebab utama kasus kebakaran di Kota Yogyakarta lebih banyak disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik.

Sedangkan kebakaran di lahan kosong bisa disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari “human error” misalnya membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan namun bisa juga disebabkan faktor alam yaitu daun kering atau ilalang yang saling bergesekan sehingga menimbulkan api.

“Di Kota Yogyakarta memang sudah ada larangan untuk membakar sampah. Tetapi, mungkin juga masih ada warga yang melakukannya. Untuk musim kemarau ini, kami mengimbau masyarakat untuk tidak membakar sampah sembarangan apalagi jika langsung ditinggal,” katanya.

Selama musim kemarau tahun ini, Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta sudah menangani sejumlah kasus kebakaran di lahan kosong, bahkan dalam sepekan terakhir terjadi tiga kali kebakaran lahan yaitu pada Minggu (18/8) kebakaran pohon dan ilalang di lahan kosong di Kelurahan Gowongan Kecamatan Jetis.

Pada Selasa (20/8) juga terjadi kebakaran sampah di lahan kosong yang berada di Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis, dan pada Rabu (21/8) terjadi kebakaran lokasi pembuangan sampah di Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo.

Kejadian kebakaran lahan kosong juga terjadi pada Juni di Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, yang sementara diduga disebabkan korsleting listrik, dan pada Mei terjadi kebakaran rumpun bambu di Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, yang diduga disebabkan petasan.

“Kami juga sempat membantu beberapa kali pemadaman kebakaran lahan kosong di beberapa kabupaten seperti di Sleman,” katanya.

Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta, lanjut dia, juga melakukan pelatihan bersama dengan dinas kebakaran dari kabupaten lain di DIY untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.


Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024