Solo (ANTARA) - Aktor senior Indonesia Mathias Muchus mengaku menikmati proses pembuatan film "Kapal Goyang Kapten" karena memiliki kesempatan bermain dengan para komika.

"Mereka ini kan 'basic'-nya komika, jadi pembawaan mereka lucu, ceria," katanya di sela acara nonton bareng dan jumpa fans film "Kapal Goyang Kapten" di Solo Grand Mal,  Solo, Jawa Tengah, Selasa.

Menurut dia, proses syuting yang cukup berat karena medannya yang tidak mudah terasa ringan karena para pemain gampang diajak kerja sama.

"Mereka ini kualitasnya sangat baik, sekali dua kali latihan langsung bisa. Kalau mengenai ketakutan akan medan yang digunakan untuk syuting itu saya rasa manusiawi. Tetapi sekali lagi saya beruntung bisa kerja sama mereka," katanya yang pada film ini memerankan tokoh Pak Broto.

Sementara itu, sutradara Raymond Handayana mengatakan syuting sendiri mengambil lokasi di Maluku. Bahkan, ada beberapa pengambilan gambar dilakukan di pulau yang selama ini tidak terjamah oleh manusia.

"Kami kemana-mana harus naik kapal. Untuk menuju pulau itu butuh waktu dua jam PP. Memang tidak semua pemain nyaman dengan kondisi di sana, itu tantangannya," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, melihat antusiasme penonton di setiap acara nonton bareng yang dilakukan di sejumlah kota membuat para pemain dan kru film merasa puas.

"Bisa menghibur mereka dan membuat penonton tertawa dari awal sampai akhir film bagi kami itu pencapaian," katanya.

Oleh karena itu, Raymond yang pada film komedi berdurasi 109 menit tersebut juga merangkap sebagai produser film menargetkan jumlah penonton bisa tembus hingga angka 1 juta.

"Kapal Goyang Kapten" yang akan tayang di bioskop pada 5 September 2019 ini bercerita tentang sekelompok perompak yang membajak kapal wisata berisikan beberapa turis lokal dan seorang nahkoda yang berlayar di Laut Maluku.

Namun karena kebodohannya, para pembajak malah menenggelamkan kapal dan akhirnya harus terdampak dengan para turis di sebuah pulau kosong.

Selain Mathias Muchus, film tersebut juga dibintangi oleh Babecabiita, Ge Pamungkas, dan Muhadkly Acho.


Pewarta : Aris Wasita
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024