Gunung Kidul (ANTARA) - Petani di Dusun Pampang, Desa Pampang, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, memanfaatkan lahan tandus seluas 10 hektare untuk menanam semangka yang saat ini banyak dikunjungi wisatawan berswafoto dan petik buah langsung dibeli.

Penggiat agrowisata Desa Pampang Rohmat Asnawi di Gunung Kidul, Sabtu, mengatakan wilayah Pampang wilayahnya adalah hamparan tanah yang gersang, kemudian petani berinisiatif dan berspekulasi menanam berbagai jenis tanamam melon di lahan yang tandus dan gersang.

"Alhamdulillah, dengan kesabaran dan kejelian petani Pampang, yang tandus kami sulap menjadi lahan tanamam semangka yang hijau dan menjadi tempat wisata baru," kata Rohmat.

Ia mengatakan dengan hasil panen yang cukup bagus, petani mememanfaatkan momen panen ini dengan membuat pasar tani semangka. Adapun tiga varian semangka yang ditanam biji, non biji dan inul, mereka menjual langsung ke pembeli dengan sistem memetik sendiri.

"Harapannya dengan menjual sistem memetik dan memilih sendiri harga jual tetap, dan petani tidak dipermainkan oleh tengkulak," harapnya.

Konsep pasar tani para pembeli memilih langsung buah yang masih dipohon, lalu memetiknya dan menimbang lalu dibayar sesuai dengan harga. Pasar tani bertujuan harga panen semangka tidak dipermainkan para tengkulak

Saat ini, satu kilogram untuk semangka jenis Inul dihargai Rp4.500, semangka biji Rp3.500, dan semangka non-biji Rp 6500 masing-masing per kilogram. Harga ini di atas harga yang dibeli tengkulak kepada petani yang rata-rata hanya Rp3.500 perkilogram.

"Untuk beberapa hari kedepan masih tersedia semangka bagi para pembeli yang datang. Ada sekitar 70-an ton semangka yang langsung bisa dikunjungi para wisatawan dan pembeli. Bagi masyarakat yang ingin berwisata masih ada semangka," katanya.

Salah seorang pembeli, Yank mengatakan, dirinya sengaja datang langsung ke petani untuk membeli semangka.

"Saya dapat informasi adanya pasar tani di Desa Pampang ini melalui media sosial dan pesan singkat. Dari gambar yang ada di media sosial, saya tertarik membeli langsung dari petani. Selain harga murah, saya bisa memilih dan memetik sendiri," katanya.


 

Pewarta : Sutarmi
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024