Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta memberikan alternatif parkir untuk bus pariwisata yang berada di sisi timur GOR Amongrogo sebagai salah satu upaya mengatasi keterbatasan kapasitas parkir sekaligus mengurangi kepadatan kendaraan di dalam kota.

“Lokasi parkir ini diuji coba sejak Sabtu (14/12) dan dilanjutkan hari ini. Tempat parkir ini kami buka jika tempat khusus parkir di sekitar kawasan Malioboro seperi Abu Bakar Ali, Senopati dan Ngabean sudah penuh,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Windarto di Yogyakarta, Minggu.

Pada Sabtu (14/12), tempat parkir di timur GOR Amongrogo tersebut dibuka mulai pukul 15.00 WIB hingga sekitar pukul 21.00 WIB. “Hari ini pun dioperasionalkan sekitar pukul 15.00 WIB,” katanya yang menyebut kebijakan tersebut untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan saat libur akhir tahun.

Dinas Perhubungan tidak hanya memberikan tempat parkir alternatif, tetapi juga berkerja sama dengan Transjogja sebagai armada shuttle untuk mengantarkan wisatawan pulang-pergi ke Malioboro, tepatnya di Jalan Suryatmajan.

“Ada delapan armada Transjogja yang disiapkan. Jika kurang, maka akan ditambah dua armada lagi,” katanya.

Windarto mengatakan, bus pariwisata yang diarahkan parkir di tempat parkir alternatif tersebut untuk sementara adalah bus yang masuk ke Kota Yogyakarta dari arah timur atau dari Jalan Kusumanegara.

Di simpang empat SGM, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta menyiagakan sejumlah petugas untuk mengarahkan bus pariwisata agar memanfaatkan lokasi parkir alternatif tersebut.

Wisatawan kemudian diarahkan menggunakan shuttle bus untuk menuju Malioboro dengan tarif sesuai tarif perjalanan Transjogja yaitu Rp3.500 per penumpang untuk sekali perjalanan, sehingga wisatawan membayar Rp7.000 untuk perjalanan pulang pergi.

“Saya kira, tarif tersebut tidak terlalu mahal,” katanya yang menyebut jarak satu trip perjalanan pulang pergi dari GOR Amongrogo hingga Jalan Suryatmajan dan kembali ke GOR Amongrogo adalah sekitar 7,5 kilometer.

Windarto mengatakan, lokasi parkir alternatif di tersebut mampu menampung hingga 75 bus pariwisata ukuran besar untuk sekali parkir.

“Pengemudi pun merasa senang karena mereka tidak perlu harus berputar-putar di sekitar Malioboro untuk mencari lokasi parkir. Di sini, mesin bus bisa dimatikan dan sopir bisa beristirahat,” katanya.

Meskipun demikian, Windarto mengatakan, masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki agar layanan shuttle bus untuk wisatawan bisa semakin lancar dan memenuhi kebutuhan.

“Uji coba memang hanya dijadwalkan dua hari ini. Tetapi, kami akan lihat bagaimana kondisi saat Senin (16/12). Jika dibutuhkan, maka akan dibuka lagi,” katanya.

Sementara itu, Kepala SMP 2 Palimanan Cirebon Dedi Sukandi yang menjadi pimpinan rombongan wisatawan yang berasal dari siswa dan guru dengan jumlah sekitar 360 orang tersebut mengatakan kebijakan parkir alternatif cukup bagus.

“Kebijakan seperti ini sudah diterapkan di beberapa tempat wisata di daerah lain. Hanya saja, manajemennya harus diperbaiki lagi. Misalnya, shuttle bus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Tidak seperti sekarang harus menunggu,” katanya.

Jika jumlah bus masih terbatas, ia pun menyarankan adanya sistem antrean sehingga wisatawan tidak saling berebut masuk ke dalam bus.

Ia pun mengusulkan ada tempat khusus untuk penjualan tiket shuttle bus sehingga koordinasi siswa bisa semakin mudah dan uang pembelian tiket pun bisa tercatat dengan baik.

Sedangkan Asisten Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Kadri Renggono mengatakan, alternatif parkir bus pariwisata ini memang sedang diuji coba.

“Akan ada beberapa perbaikan ke depan. Kami pun sudah menerima sejumlah masukan agar layanan semakin baik,” katanya.



 


Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Sutarmi
Copyright © ANTARA 2024