Sleman (ANTARA) - Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Satuan Brimob Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan sterilisasi 20 gereja prioritas yang ada di wilayah Kabupaten Sleman menjelang perayaan Natal 2019, Senin.
"Ada 20 personel yang terbagi dalam tiga tim yang kami terjunkan untuk mulai melakukan sterilisasi geraja di Sleman," kata Dansubden Jibom Gegana Satbrimobda DIY AKP Suripto seusai melakukan sterilisasi di Gereja Katolik Santo Aloysius Gonzaga, Mlati, Sleman.
Menurut dia, tiga tim yang diterjunkan tersebut memiliki tugas masing-masing. Yakni menyisir wilayah Sleman barat, tengah dan timur.
"Setelah itu dilanjutkan untuk melakukan sterilisasi di Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Hari ini kami habiskan di empat kabupaten, lalu besok dilanjutkan di Kota Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan, sterilisasi tersebut guna mengantisipasi adanya bahan peledak (handak) maupun bom di tempat ibadah. Agar pelaksanaan perayaan Natal bisa berjalan aman, lancar dan khusyuk.
Para personel melakukan penyisiran secara menyeluruh, mulai akan masuk ke gereja, ke dalam gereja, hingga sudut-sudut ruangan yang ada di gereja tak luput dari pemeriksaan, termasuk langit-langit gereja juga turut diperiksa.
"Dari pemeriksaan kami di beberapa gereja tadi tidak ditemukan bahan berbahaya seperti handak maupun bom, semua masih kondusif," katanya.
Suripto mengatakan, setelah sterilisasi, pihaknya menyerahkan pengamanan saat pelaksanaan perayaan kepada polsek setempat.
"Namun kami juga turut membuat tiga posko utama, yakni di Gereja Katolik Keluarga Kudus Banteng, Ngaglik, Sleman, Gereja Katolik Santo Antonius Kota Baru, Yogyakarta dan Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul," katanya.
Karo Ops Polda DIY Kombes Pol Hermansyah mengatakan jumlah gereja di wilayah DIY ada 404 gereja. Adapun gereja dengan kriteria aman sejumlah 360 gereja dan rawan 1 sebanyak 44 gereja dan tidak ada gereja dengan kriteria rawan 2.
"Indikator rawan 1 yaitu gereja dengan jamaat banyak, pernah terjadi konflik dengan masyarakat, pernah terjadi konflik internal dan pernah terjadi teror. Sedangkan indikator rawan 2 yaitu gereja yang sedang berlangsung konflik," katanya.
Ia mengatakan, beberapa gereja besar dilakukan sterilisasi oleh unit Jibom Polda DIY EOD (Explosive Ordonant Diposal). Sterilisasi juga dilakukan secara manual.
"Selain itu juga dilakukan pemeriksaan tas atau barang bawaan. Kami imbau jemaat tidak menggunakan tas berukuran besar dan kalau menemukan barang mencurigakan jangan dipindahkan tapi lapor petugas polisi," katanya.
"Ada 20 personel yang terbagi dalam tiga tim yang kami terjunkan untuk mulai melakukan sterilisasi geraja di Sleman," kata Dansubden Jibom Gegana Satbrimobda DIY AKP Suripto seusai melakukan sterilisasi di Gereja Katolik Santo Aloysius Gonzaga, Mlati, Sleman.
Menurut dia, tiga tim yang diterjunkan tersebut memiliki tugas masing-masing. Yakni menyisir wilayah Sleman barat, tengah dan timur.
"Setelah itu dilanjutkan untuk melakukan sterilisasi di Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Hari ini kami habiskan di empat kabupaten, lalu besok dilanjutkan di Kota Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan, sterilisasi tersebut guna mengantisipasi adanya bahan peledak (handak) maupun bom di tempat ibadah. Agar pelaksanaan perayaan Natal bisa berjalan aman, lancar dan khusyuk.
Para personel melakukan penyisiran secara menyeluruh, mulai akan masuk ke gereja, ke dalam gereja, hingga sudut-sudut ruangan yang ada di gereja tak luput dari pemeriksaan, termasuk langit-langit gereja juga turut diperiksa.
"Dari pemeriksaan kami di beberapa gereja tadi tidak ditemukan bahan berbahaya seperti handak maupun bom, semua masih kondusif," katanya.
Suripto mengatakan, setelah sterilisasi, pihaknya menyerahkan pengamanan saat pelaksanaan perayaan kepada polsek setempat.
"Namun kami juga turut membuat tiga posko utama, yakni di Gereja Katolik Keluarga Kudus Banteng, Ngaglik, Sleman, Gereja Katolik Santo Antonius Kota Baru, Yogyakarta dan Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul," katanya.
Karo Ops Polda DIY Kombes Pol Hermansyah mengatakan jumlah gereja di wilayah DIY ada 404 gereja. Adapun gereja dengan kriteria aman sejumlah 360 gereja dan rawan 1 sebanyak 44 gereja dan tidak ada gereja dengan kriteria rawan 2.
"Indikator rawan 1 yaitu gereja dengan jamaat banyak, pernah terjadi konflik dengan masyarakat, pernah terjadi konflik internal dan pernah terjadi teror. Sedangkan indikator rawan 2 yaitu gereja yang sedang berlangsung konflik," katanya.
Ia mengatakan, beberapa gereja besar dilakukan sterilisasi oleh unit Jibom Polda DIY EOD (Explosive Ordonant Diposal). Sterilisasi juga dilakukan secara manual.
"Selain itu juga dilakukan pemeriksaan tas atau barang bawaan. Kami imbau jemaat tidak menggunakan tas berukuran besar dan kalau menemukan barang mencurigakan jangan dipindahkan tapi lapor petugas polisi," katanya.