Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong pasar-pasar tani yang dikelola kelompok wanita tani (KWT) untuk terus berinovasi dan menggelar berbagai kegiatan guna meningkatkan pemasaran produk lokal.
"Inovasi perlu dilakukan, baik untuk hasil olahan pangan lokal maupun kegiatan atau event yang dapat mengundang banyak pengunjung di pasar tani yang biasanya digelar mingguan," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Heru Saptono di Sleman, Selasa.
Menurut dia, beberapa kegiatan pasar tani yang sudah melakukan inovasi seperti pasar tani yang diselenggarakan di kawasan Lapangan Pemda Sleman setiap Jumat seusai kegiatan olahraga bersama di lingkungan Pemkab Sleman.
"Pasar tani setiap Jumat di Lapangan Pemda Sleman, selain menjajakan produk pertanian dan olahannya, juga produk lain seperti fesyen, batik dan kerajinan produk UKM," katanya.
Ia mengatakan, selain itu juga kegiatan pasar tani di Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem yang digelar setiap Minggu juga diisi dengan kegiatan senam bersama dengan menggandeng studio senam.
"Mereka yang datang, setelah selesai berolahraga akan belanja makanan hasil olahan masyarakat dari produk pertanian," katanya.
Ia mengatakan, dengan inovasi dan event yang menarik maka akan berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung yang datang.
"Pasar tani juga dapat lebih ramai dan omzet penjualannya menjadi meningkat," katanya.
Ketua paguyuban KWT Desa Purwobinangun, Pakem Rini Handayani mengatakan, produk unggulan oleh-oleh khas Sleman, saat ini KWT di Purwobinangun masih mengandalkan olahan berbahan baku salak yang dikemas dengan menarik.
"Namun dari 11 KWT yang ada di Desa Purwobinangun, terus melakukan inovasi membuat produk olahan berbahan baku lokal lain," katanya.
Ia mengatakan, saat ini yang sudah terkenal adalah olahan dari salak, dan yang paling laku di pasaran adalah manisan salak.
"Anggota KWT terus berusaha membuat produk olahan berbahan hasil pertanian lokal lain. Sehingga melalui berbagai kreasi dapat mendorong dan menarik konsumen untuk membeli," katanya.
"Inovasi perlu dilakukan, baik untuk hasil olahan pangan lokal maupun kegiatan atau event yang dapat mengundang banyak pengunjung di pasar tani yang biasanya digelar mingguan," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Heru Saptono di Sleman, Selasa.
Menurut dia, beberapa kegiatan pasar tani yang sudah melakukan inovasi seperti pasar tani yang diselenggarakan di kawasan Lapangan Pemda Sleman setiap Jumat seusai kegiatan olahraga bersama di lingkungan Pemkab Sleman.
"Pasar tani setiap Jumat di Lapangan Pemda Sleman, selain menjajakan produk pertanian dan olahannya, juga produk lain seperti fesyen, batik dan kerajinan produk UKM," katanya.
Ia mengatakan, selain itu juga kegiatan pasar tani di Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem yang digelar setiap Minggu juga diisi dengan kegiatan senam bersama dengan menggandeng studio senam.
"Mereka yang datang, setelah selesai berolahraga akan belanja makanan hasil olahan masyarakat dari produk pertanian," katanya.
Ia mengatakan, dengan inovasi dan event yang menarik maka akan berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung yang datang.
"Pasar tani juga dapat lebih ramai dan omzet penjualannya menjadi meningkat," katanya.
Ketua paguyuban KWT Desa Purwobinangun, Pakem Rini Handayani mengatakan, produk unggulan oleh-oleh khas Sleman, saat ini KWT di Purwobinangun masih mengandalkan olahan berbahan baku salak yang dikemas dengan menarik.
"Namun dari 11 KWT yang ada di Desa Purwobinangun, terus melakukan inovasi membuat produk olahan berbahan baku lokal lain," katanya.
Ia mengatakan, saat ini yang sudah terkenal adalah olahan dari salak, dan yang paling laku di pasaran adalah manisan salak.
"Anggota KWT terus berusaha membuat produk olahan berbahan hasil pertanian lokal lain. Sehingga melalui berbagai kreasi dapat mendorong dan menarik konsumen untuk membeli," katanya.