Jakarta (ANTARA) - Economics Content Coordinator Bina Nusantara (Binus) Mohamad Ikhsan Mojo mengatakan bahwa sembilan sektor yang akan dibuka kembali pada masa pandemi COVID-19 merupakan sektor-sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia.
"Sembilan sektor tersebut sangat signifikan dan penting bagi perekonomian Indonesia, tidak hanya dari sisi pembentukan pendapatan domestik bruto tetapi juga ketenagakerjaan," kata Ikhsan dalam bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa.
Ikhsan mengatakan sektor industri dan pertanian misalnya, berdasarkan data triwulan I/2020 mencakup lebih dari 19 persen dan 13 persen pada pendapatan nasional.
Bila sembilan sektor yang akan dibuka kembali tersebut digabungkan, berkontribusi lebih dari 65 persen dari pendapatan nasional.
Sementara itu, dari sisi ketenagakerjaan, 70 persen dari 150 juta angkatan kerja bekerja di sembilan sektor tersebut.
"Terlepas dari pandemi COVID-19 yang masih fluktuatif, bahkan cukup tinggi, perlu kita sadari bahwa hajat hidup rakyat tidak bisa menunggu," tuturnya.
Menurut Ikhsan, pembatasan dan karantina yang dilakukan akibat pandemi COVID berkontribusi pada penurunan di sembilan sektor ini. Beberapa sektor bahkan tidak hanya berhenti sejenak, tetapi telah berhenti total.
"Karena itu, sudah waktunya untuk memulai kembali dengan normal baru di sembilan sektor ini. Untuk memulai kembali perlu beberapa hal, termasuk protokol kesehatan per sektor yang mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," katanya.
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan pemerintah telah mempertimbangkan sembilan sektor ekonomi yang akan kembali dibuka menggunakan indikator kesehatan masyarakat berbasis data.
"Sembilan sektor tersebut dinilai memiliki risiko ancaman COVID-19 yang rendah, tetapi menciptakan lapangan kerja yang luas dan memiliki dampak ekonomi yang signifikan," kata Doni melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (5/6).
Sembilan sektor yang ditetapkan akan dibuka kembali adalah pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik, dan transportasi barang.
"Sembilan sektor tersebut sangat signifikan dan penting bagi perekonomian Indonesia, tidak hanya dari sisi pembentukan pendapatan domestik bruto tetapi juga ketenagakerjaan," kata Ikhsan dalam bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa.
Ikhsan mengatakan sektor industri dan pertanian misalnya, berdasarkan data triwulan I/2020 mencakup lebih dari 19 persen dan 13 persen pada pendapatan nasional.
Bila sembilan sektor yang akan dibuka kembali tersebut digabungkan, berkontribusi lebih dari 65 persen dari pendapatan nasional.
Sementara itu, dari sisi ketenagakerjaan, 70 persen dari 150 juta angkatan kerja bekerja di sembilan sektor tersebut.
"Terlepas dari pandemi COVID-19 yang masih fluktuatif, bahkan cukup tinggi, perlu kita sadari bahwa hajat hidup rakyat tidak bisa menunggu," tuturnya.
Menurut Ikhsan, pembatasan dan karantina yang dilakukan akibat pandemi COVID berkontribusi pada penurunan di sembilan sektor ini. Beberapa sektor bahkan tidak hanya berhenti sejenak, tetapi telah berhenti total.
"Karena itu, sudah waktunya untuk memulai kembali dengan normal baru di sembilan sektor ini. Untuk memulai kembali perlu beberapa hal, termasuk protokol kesehatan per sektor yang mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," katanya.
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan pemerintah telah mempertimbangkan sembilan sektor ekonomi yang akan kembali dibuka menggunakan indikator kesehatan masyarakat berbasis data.
"Sembilan sektor tersebut dinilai memiliki risiko ancaman COVID-19 yang rendah, tetapi menciptakan lapangan kerja yang luas dan memiliki dampak ekonomi yang signifikan," kata Doni melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (5/6).
Sembilan sektor yang ditetapkan akan dibuka kembali adalah pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik, dan transportasi barang.