Jakarta (ANTARA) - Hasil survei yang dilakukan Y-Publica menunjukkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih memimpin elektabilitas sebagai calon presiden, sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyusul di belakangnya.
"Prabowo masih menjadi capres terkuat dengan elektabilitas 17,3 persen, diikuti Ganjar 15,2 persen dan Kang Emil 12,1 persen," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu.
Elektabilitas Prabowo memang merosot tajam dari sebelumnya 23,7 persen pada survei Maret 2020, tetapi masih tetap unggul. Ganjar dan Kang Emil melesat dari sebelumnya posisi keempat dan kelima kini berada di tiga besar.
Baik Ganjar maupun Kang Emil sama-sama melejit elektabilitasnya dari semula 8,0 persen dan 4,9 persen, atau mencapai kisaran dua kali lipat.
"Kenaikan signifikan elektabilitas kedua kepala daerah tersebut berkorelasi erat dengan kebijakan selama pandemi COVID-19," jelas Rudi.
Hal tersebut bisa dilihat pula dari kenaikan elektabilitas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang sebelumnya di bawah 1 persen kini mencapai 3,7 persen.
Menurut Rudi, sebagai gubernur dari provinsi-provinsi terpadat di Pulau Jawa ketiganya memegang posisi yang sangat strategis.
Sementara itu elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan anjlok dari 14,7 persen menjadi 9,7 persen, disusul Sandiaga Uno yang juga turun dari 10,3 persen menjadi 8,5 persen.
"Pamor Anies dan Sandi yang bersinar sejak Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019 kini makin redup," kata Rudi.
Di bawahnya terdapat Tri Rismaharini yang cenderung stabil (3,6 persen turun menjadi 3,4 persen), Erick Thohir (4,1 persen turun menjadi 2,9 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,6 persen menjadi naik 2,6 persen), Mahfud MD (2,9 persen turun 1,3 persen), dan Puan Maharani (1,1 persen naik menjadi 1,2 persen).
Nama baru yang muncul adalah mantan menteri kelautan Susi Pudjiastuti (1,1 persen) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (1,0 persen). Nama-nama lainnya tetap di bawah 1 persen, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak menjawab (17,6 persen/16,7 persen).
Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Juli 2020 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
"Prabowo masih menjadi capres terkuat dengan elektabilitas 17,3 persen, diikuti Ganjar 15,2 persen dan Kang Emil 12,1 persen," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu.
Elektabilitas Prabowo memang merosot tajam dari sebelumnya 23,7 persen pada survei Maret 2020, tetapi masih tetap unggul. Ganjar dan Kang Emil melesat dari sebelumnya posisi keempat dan kelima kini berada di tiga besar.
Baik Ganjar maupun Kang Emil sama-sama melejit elektabilitasnya dari semula 8,0 persen dan 4,9 persen, atau mencapai kisaran dua kali lipat.
"Kenaikan signifikan elektabilitas kedua kepala daerah tersebut berkorelasi erat dengan kebijakan selama pandemi COVID-19," jelas Rudi.
Hal tersebut bisa dilihat pula dari kenaikan elektabilitas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang sebelumnya di bawah 1 persen kini mencapai 3,7 persen.
Menurut Rudi, sebagai gubernur dari provinsi-provinsi terpadat di Pulau Jawa ketiganya memegang posisi yang sangat strategis.
Sementara itu elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan anjlok dari 14,7 persen menjadi 9,7 persen, disusul Sandiaga Uno yang juga turun dari 10,3 persen menjadi 8,5 persen.
"Pamor Anies dan Sandi yang bersinar sejak Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019 kini makin redup," kata Rudi.
Di bawahnya terdapat Tri Rismaharini yang cenderung stabil (3,6 persen turun menjadi 3,4 persen), Erick Thohir (4,1 persen turun menjadi 2,9 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,6 persen menjadi naik 2,6 persen), Mahfud MD (2,9 persen turun 1,3 persen), dan Puan Maharani (1,1 persen naik menjadi 1,2 persen).
Nama baru yang muncul adalah mantan menteri kelautan Susi Pudjiastuti (1,1 persen) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (1,0 persen). Nama-nama lainnya tetap di bawah 1 persen, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak menjawab (17,6 persen/16,7 persen).
Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Juli 2020 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.