Bantul (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan bekerja sama dengan operator seluler guna menguatkan jaringan internet dalam mendukung proses pembelajaran jarak jauh bagi siswa sekolah dasar maupun menengah pertama.
"Masih koordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga untuk nantinya kita kerja sama dengan operator, jadi ini masih ada proses kerja sama, termasuk jaringan mana yang lambat," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bantul Fenti Yusdayati saat dihubungi di Bantul, Senin.
Menurut dia, selain meningkatkan jaringan internet untuk proses pembelajaran secara daring, kerja sama dengan perusahaan pihak ketiga tersebut juga termasuk sistem pembayaran penggunaan fasilitas untuk akses dunia maya itu.
"Karena kalau dalam waktu dekat ini untuk mencukupkan jaringan tidak semudah itu, jadi mana (jaringan) yang lemot dan sebagainya ini mau kerja sama dengan pihak ketiga agar ada suport CSR pendidikan dari perusahaan sana, ini rencana Pak Bupati," katanya.
Ketika ditanya tentang perlunya pemasangan alat atau sistem penguat sinyal jaringan internet, Fenti mengatakan masih akan memetakan dulu wilayah mana terutama di perdesaan yang mengalami keterbatasan sinyal untuk akses aplikasi belajar jarak jauh.
"Nanti kita lihat sinyal-sinyal seperti apa, juga kuotanya bagaimana, karena kalau ada sinyal tapi bandwidth kurang, sama saja, makanya kita tingkatkan jaringan, yang lemot mana," katanya.
Dia mengatakan, sebab walaupun sudah ada menara seluler di suatu wilayah, sangat mungkin ada jaringan yang lemot, karena tidak semua wilayah Bantul lancar, sehingga intinya instansinya akan memetakan di lapangan terlebih dulu dengan kerja sama dengan pihak operator.
Dia juga mengatakan, kalaupun sudah memasang penguat sinyal, namun kenyataan di lapangan banyak yang kemudian membuat jaringan akan menjadi lemot, sehingga ketika ada penyediaan sarana juga dipastikan dukungan jaringan internet di daerah itu.
"Jadi perlu dicek juga, dan yang jelas semoga yang SMP tertangani, kalau untuk tingkat SMA itu ranah provinsi, kita fokus yang SMP dan SD, kalau yang di perkotaan sudah aman, namun di perdesaan masih banyak keterbatasan dan kita berusaha dengan pihak ketiga," katanya.*
"Masih koordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga untuk nantinya kita kerja sama dengan operator, jadi ini masih ada proses kerja sama, termasuk jaringan mana yang lambat," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bantul Fenti Yusdayati saat dihubungi di Bantul, Senin.
Menurut dia, selain meningkatkan jaringan internet untuk proses pembelajaran secara daring, kerja sama dengan perusahaan pihak ketiga tersebut juga termasuk sistem pembayaran penggunaan fasilitas untuk akses dunia maya itu.
"Karena kalau dalam waktu dekat ini untuk mencukupkan jaringan tidak semudah itu, jadi mana (jaringan) yang lemot dan sebagainya ini mau kerja sama dengan pihak ketiga agar ada suport CSR pendidikan dari perusahaan sana, ini rencana Pak Bupati," katanya.
Ketika ditanya tentang perlunya pemasangan alat atau sistem penguat sinyal jaringan internet, Fenti mengatakan masih akan memetakan dulu wilayah mana terutama di perdesaan yang mengalami keterbatasan sinyal untuk akses aplikasi belajar jarak jauh.
"Nanti kita lihat sinyal-sinyal seperti apa, juga kuotanya bagaimana, karena kalau ada sinyal tapi bandwidth kurang, sama saja, makanya kita tingkatkan jaringan, yang lemot mana," katanya.
Dia mengatakan, sebab walaupun sudah ada menara seluler di suatu wilayah, sangat mungkin ada jaringan yang lemot, karena tidak semua wilayah Bantul lancar, sehingga intinya instansinya akan memetakan di lapangan terlebih dulu dengan kerja sama dengan pihak operator.
Dia juga mengatakan, kalaupun sudah memasang penguat sinyal, namun kenyataan di lapangan banyak yang kemudian membuat jaringan akan menjadi lemot, sehingga ketika ada penyediaan sarana juga dipastikan dukungan jaringan internet di daerah itu.
"Jadi perlu dicek juga, dan yang jelas semoga yang SMP tertangani, kalau untuk tingkat SMA itu ranah provinsi, kita fokus yang SMP dan SD, kalau yang di perkotaan sudah aman, namun di perdesaan masih banyak keterbatasan dan kita berusaha dengan pihak ketiga," katanya.*