Jakarta (ANTARA) - Membaca dan memahami label gizi pada pangan olahan penting untuk memastikan produk yang dibeli sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Sebagai orangtua yang menginginkan asupan gizi terbaik dan seimbang untuk anak, Donna Agnesia mengungkapkan sang suami, Darius Sinathrya adalah orang yang memperhatikan hal-hal terperinci seperti label gizi.
"Aku belajar baca label pangan karena Darius, dia orangnya lebih detail, lebih perfeksionis," ujar Donna dalam webinar "Cara Cerdas Memilih Produk Pangan", Rabu (30/9).
Baca juga: Bawaslu DIY membentuk Pokja Pencegahan COVID-19
Hal pertama yang diperhatikan Donna saat membeli produk olahan biasanya adalah masa kedaluwarsa.
Tapi setelah menjadi orangtua, dia dan Darius menjadi lebih teliti demi memastikan asupan garam, gula dan lemak dari hidangan yang disantap buah hatinya betul-betul seimbang. Tidak berlebihan, tapi juga tidak kekurangan. Sebab, anak-anaknya punya aktivitas segudang. Bukan cuma sibuk di sekolah, tapi mengikuti ekstrakurikuler dan aktivitas fisik lainnya.
"Penginnya semua serba seimbang gizinya. Selain sehat, kan harus seimbang," ujar Donna.
Selama pandemi, aktivitas belanja biasanya dilakukan berdua oleh Darius. Saat itu, Donna akan menyerahkan urusan memeriksa label gizi kepada sang suami.
"Kalau baca belakang kemasan produk pangan, banyak banget tulisannya, kecil-kecil. Kalau belanja sama Darius, aku suruh dia yang baca, aku lihat bagian (tulisan) yang besar saja, mata sudah plus," seloroh Donna.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di DIY bertambah 36 menjadi 2.643 kasus
Donna pun menyambut baik adanya terobosan baru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar label gizi dibuat lebih sederhana dan mudah dimengerti.
Produk minuman siap konsumsi serta mi instan dan pasta instan yang memenuhi kriteria batasan kandungan gula, garam dan lemak yang sudah ditetapkan pun dapat mencantumkan logo "Pilihan Lebih Sehat".
Sebagai orangtua yang menginginkan asupan gizi terbaik dan seimbang untuk anak, Donna Agnesia mengungkapkan sang suami, Darius Sinathrya adalah orang yang memperhatikan hal-hal terperinci seperti label gizi.
"Aku belajar baca label pangan karena Darius, dia orangnya lebih detail, lebih perfeksionis," ujar Donna dalam webinar "Cara Cerdas Memilih Produk Pangan", Rabu (30/9).
Baca juga: Bawaslu DIY membentuk Pokja Pencegahan COVID-19
Hal pertama yang diperhatikan Donna saat membeli produk olahan biasanya adalah masa kedaluwarsa.
Tapi setelah menjadi orangtua, dia dan Darius menjadi lebih teliti demi memastikan asupan garam, gula dan lemak dari hidangan yang disantap buah hatinya betul-betul seimbang. Tidak berlebihan, tapi juga tidak kekurangan. Sebab, anak-anaknya punya aktivitas segudang. Bukan cuma sibuk di sekolah, tapi mengikuti ekstrakurikuler dan aktivitas fisik lainnya.
"Penginnya semua serba seimbang gizinya. Selain sehat, kan harus seimbang," ujar Donna.
Selama pandemi, aktivitas belanja biasanya dilakukan berdua oleh Darius. Saat itu, Donna akan menyerahkan urusan memeriksa label gizi kepada sang suami.
"Kalau baca belakang kemasan produk pangan, banyak banget tulisannya, kecil-kecil. Kalau belanja sama Darius, aku suruh dia yang baca, aku lihat bagian (tulisan) yang besar saja, mata sudah plus," seloroh Donna.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di DIY bertambah 36 menjadi 2.643 kasus
Donna pun menyambut baik adanya terobosan baru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar label gizi dibuat lebih sederhana dan mudah dimengerti.
Produk minuman siap konsumsi serta mi instan dan pasta instan yang memenuhi kriteria batasan kandungan gula, garam dan lemak yang sudah ditetapkan pun dapat mencantumkan logo "Pilihan Lebih Sehat".