Sleman (ANTARA) - Wakil Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Muslimatun bersama Dandim 0732 Sleman Letkot Arif Wicaksono mengunjungi barak pengungsian korban erupsi Gunung Merapi di Purwobinangun, Kacamatan Pakem, Kamis.

Peninjauan tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi warga dan memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi.

Di barak pengungsian tersebut terdapat 65 kepala keluarga atau 216 jiwa yang terdiri atas laki-laki 76, perempuan 77, balita 36, ibu hamil 1, dan lansia 26. Sebagian besar pengungsi berasal dari Dusun Turgo yang berada di pinggiran Sungai Boyong yang merupakan jalur luncuran awan panas Merapi.

"Pengungsi dari RT 3 dan RT 4 Dusun Turgo sekitar 153 orang, untuk warga harus tetap responsif tidak boleh panik, percaya diri. Ketika tandanya sudah ada harus patuh terhadap aturan dan standar prosedur operasional, karena keselamatan itu diperoleh dari sana," kata Sri Muslimatun.

Sri Muslimatun mengimbau pengungsi untuk tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

"Pemerintah menyediakan tempat untuk pengungsi yang dilengkapi sekat-sekat agar warga tetap menjaga protokol kesehatan COVID-19," katanya.

Ia mengatakan fasilitas lain seperti dapur umum, fasilitas kesehatan dan kamar mandi disediakan untuk kenyamanan pengungsi.

"Selain itu, sesuai dengan Protokol Kesehatan Pemkab Sleman juga menyediakan pos SWAB yang disediakan oleh Dinkes Sleman bagi para petugas dan relawan," katanya.

Wabup mengatakan penanganan pengungsi di era pandemi warga tetap harus mengikuti protokol kesehatan dan melakukan rapid test bagi relawan.

"Pemerintah, warga dan petugas juga sudah melakukan kewajibannya masing-masing sesuai dengan SOP prokes COVID-19," katanya.
 

Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto
Editor : Eka Arifa
Copyright © ANTARA 2024