Yogyakarta (ANTARA) - Sebanyak 1.750 warga dari kelompok prasejahtera dan rentan seperti perempuan, disabilitas, dan lansia di Kota Yogyakarta mendapat bantuan bahan kebutuhan pokok yang disalurkan oleh Yayasan Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak melalui program ACTION yang didanai oleh Uni Eropa.
"Masyarakat dari kelompok rentan ini mengalami dampak yang cukup berat akibat pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Tentunya, mereka membutuhkan bantuan karena banyak yang kehilangan sumber pendapatan," kata Direktur Yayasan Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA) Nurul Saadah Andriyani di sela pendistribusian bantuan di Yogyakarta, Rabu.
Lebih dari 1.000 penerima bantuan pangan tersebut tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Kotagede, Jetis, dan Wirobrajan.
Pemilihan sasaran di tiga kecamatan tersebut, lanjut Nurul dilakukan berdasarkan hasil komunikasi dengan Bappeda Kota Yogyakarta. "Kami pilih wilayah dengan warga disabilitas yang banyak atau angka kemiskinannya masih tinggi, dan bagaimana kasus COVID-19 di wilayah tersebut," katanya.
Pendataan terhadap calon penerima bantuan pun dipastikan dilakukan secara valid, sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran dan dapat membantu keluarga tersebut memenuhi kebutuhan sehari-hari di masa pandemi COVID-19.
"Meskipun bantuan bahan pangan ini baru disampaikan setelah pandemi berlangsung satu tahun, namun harapannya tetap bermanfaat bagi penerima dan membuka jalan untuk melanjutkan program berikutnya," katanya.
SAPDA juga melibatkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai pemasok bahan kebutuhan pokok yang disumbangkan ke kelompok rentan, termasuk di antaranya tiga kelompok UMKM yang dikelola penyandang disabilitas, dan pelaku UMKM binaan sejumlah dinas teknis di Pemerintah Kota Yogyakarta.
Sebanyak 1.750 penerima bantuan pangan di Yogyakarta terdiri dari 891 lansia, 535 penyandang disabilitas, 188 perempuan kepala rumah tangga, 60 anak penyandang disabilitas, 44 perempuan pencari nafkah utama, dan 21 orang dari kelompok lainnya.
Nurul mengatakan, selain bantuan pangan, kelompok rentan tersebut juga membutuhkan bantuan di sektor kesehatan selama pandemi COVID-19.
"Misalnya untuk anak disabilitas. Pada awalnya, orang tuanya mampu memberikan nutrisi dan fasilitas terapi karena masih bekerja. Tetapi, kebutuhan itu kemudian dilewatkan akibat orang tuanya tidak lagi bekerja," katanya.
Dalam kasus tersebut, lanjut dia, maka bantuan bagi kelompok rentan selama pandemi COVID-19 perlu terus diperluas sehingga kelompok tersebut tetap bisa berdaya dalam menghadapi pandemi yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir.
Sementara itu, Camat Kotagede Rajwan Taufik mengatakan pada awalnya hanya ada dua kelurahan di kecamatan tersebut yang akan mendapat bantuan yaitu Rejowinangun dan Prenggan.
"Namun demikian, setelah melalui komunikasi dengan SAPDA, maka ada tambahan untuk Kelurahan Purbayan. Bahkan jumlah penerima bantuan di Purbayan lebih banyak dibanding dua kelurahan lain," katanya.
Rajwan mengatakan, distribusi bantuan sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak Sabtu (1/5) dengan cara mengantar langsung ke penerima supaya tidak terjadi kerumunan.
Salah satu penerima bantuan, Walidah mengatakan sangat senang mendapat bantuan bahan kebutuhan pokok. "Ya, buat dimasak. Baru kali ini saya mendapat bantuan seperti ini," katanya.
Ia pun mengaku sangat terbantu terlebih sebentar lagi Lebaran.
"Masyarakat dari kelompok rentan ini mengalami dampak yang cukup berat akibat pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Tentunya, mereka membutuhkan bantuan karena banyak yang kehilangan sumber pendapatan," kata Direktur Yayasan Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA) Nurul Saadah Andriyani di sela pendistribusian bantuan di Yogyakarta, Rabu.
Lebih dari 1.000 penerima bantuan pangan tersebut tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Kotagede, Jetis, dan Wirobrajan.
Pemilihan sasaran di tiga kecamatan tersebut, lanjut Nurul dilakukan berdasarkan hasil komunikasi dengan Bappeda Kota Yogyakarta. "Kami pilih wilayah dengan warga disabilitas yang banyak atau angka kemiskinannya masih tinggi, dan bagaimana kasus COVID-19 di wilayah tersebut," katanya.
Pendataan terhadap calon penerima bantuan pun dipastikan dilakukan secara valid, sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran dan dapat membantu keluarga tersebut memenuhi kebutuhan sehari-hari di masa pandemi COVID-19.
"Meskipun bantuan bahan pangan ini baru disampaikan setelah pandemi berlangsung satu tahun, namun harapannya tetap bermanfaat bagi penerima dan membuka jalan untuk melanjutkan program berikutnya," katanya.
SAPDA juga melibatkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai pemasok bahan kebutuhan pokok yang disumbangkan ke kelompok rentan, termasuk di antaranya tiga kelompok UMKM yang dikelola penyandang disabilitas, dan pelaku UMKM binaan sejumlah dinas teknis di Pemerintah Kota Yogyakarta.
Sebanyak 1.750 penerima bantuan pangan di Yogyakarta terdiri dari 891 lansia, 535 penyandang disabilitas, 188 perempuan kepala rumah tangga, 60 anak penyandang disabilitas, 44 perempuan pencari nafkah utama, dan 21 orang dari kelompok lainnya.
Nurul mengatakan, selain bantuan pangan, kelompok rentan tersebut juga membutuhkan bantuan di sektor kesehatan selama pandemi COVID-19.
"Misalnya untuk anak disabilitas. Pada awalnya, orang tuanya mampu memberikan nutrisi dan fasilitas terapi karena masih bekerja. Tetapi, kebutuhan itu kemudian dilewatkan akibat orang tuanya tidak lagi bekerja," katanya.
Dalam kasus tersebut, lanjut dia, maka bantuan bagi kelompok rentan selama pandemi COVID-19 perlu terus diperluas sehingga kelompok tersebut tetap bisa berdaya dalam menghadapi pandemi yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir.
Sementara itu, Camat Kotagede Rajwan Taufik mengatakan pada awalnya hanya ada dua kelurahan di kecamatan tersebut yang akan mendapat bantuan yaitu Rejowinangun dan Prenggan.
"Namun demikian, setelah melalui komunikasi dengan SAPDA, maka ada tambahan untuk Kelurahan Purbayan. Bahkan jumlah penerima bantuan di Purbayan lebih banyak dibanding dua kelurahan lain," katanya.
Rajwan mengatakan, distribusi bantuan sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak Sabtu (1/5) dengan cara mengantar langsung ke penerima supaya tidak terjadi kerumunan.
Salah satu penerima bantuan, Walidah mengatakan sangat senang mendapat bantuan bahan kebutuhan pokok. "Ya, buat dimasak. Baru kali ini saya mendapat bantuan seperti ini," katanya.
Ia pun mengaku sangat terbantu terlebih sebentar lagi Lebaran.