Jakarta (ANTARA) - Menyikapi kekalahan dalam laga simulasi Olimpiade Tokyo hari Rabu, ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengaku belum menemukan strategi permainan terbaik untuk membekuk Muhammad Rian Ardianto/Moh. Reza Pahlevi Isfahani.

Dalam pertandingan yang dilangsungkan di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, The Daddies kalah rubber game 23-21, 13-21, 16-21 dari junior mereka.

"Kami belum menemukan pola permainan yang kami mau. Masih banyak menunggu bola dan mainnya masih panjang-panjang," tutur Hendra melalui keterangan resmi PBSI, Kamis.

Walau kalah, Hendra/Ahsan merasa punya keuntungan dengan menjalani laga simulasi tersebut.

"Bagi kami, pertandingan ini sangat bagus. Jadi kami bisa mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang masih ada. Di sisa dua setengah minggu sebelum berangkat, akan kami perbaiki semua kekurangan itu," Hendra menuturkan.

"Tidak ada pertandingan (sebelumnya) memang membuat kami belum menemukan irama permainan lagi. Dari sini kami bisa belajar untuk lebih siap lagi ke depan," imbuh Ahsan.

Sementara itu, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengatakan permainan Hendra/Ahsan terpengaruh program latihan yang dia berikan dalam beberapa waktu terakhir ini.

"Kalau saya melihatnya, mereka belum bisa kembali ke pola permainannya. Ini sepertinya terpengaruh dengan latihan yang saya berikan," tutur Herry.

Ia menjelaskan belakangan tim pelatih memberikan pelatihan yang fokus pada penguatan otot tangan untuk membenahi daya pukul. Namun yang terjadi di lapangan justru Rian/Reza banyak bermain reli panjang yang menyita energi, berbeda dengan gaya The Daddies.

Lebih lanjut, Herry mengatakan hasil tersebut menjadi evaluasi bagi dirinya dan tim pelatih untuk menjalankan program berikutnya.

"Positifnya, ketika saya tanya Hendra/Ahsan tentang kekuatan tangannya, mereka bilang ada peningkatan. Di sisa waktu ini, baru saya akan fokus ke pola main dan strategi," pungkas Herry. 


 

Pewarta : Roy Rosa Bachtiar
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024