Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menjadikan atau mengubah seluruh bangsal rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Saptosari untuk perawatan pasien COVID-19 yang bergejala sedang hingga berat.
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan RSUD Saptosari memiliki 50-70 tempat tidur yang belum dioperasionalkan penuh untuk pasien non-COVID-19, sesuai keputusan bupati akan dijadikan tempat penanganan pasien COVID-19 gejala sedang hingga berat."Pasien COVID-19 akan dirawat di sana, sehingga dapat mengurangi beban RSUD Wonosari," kata Dewi Irawaty.
Ia mengatakan RSUD Saptosari tetap menerima layanan kesehatan umum, namun akan dipindahkan sementara waktu. Saat ini, RSUD Saptosari menyediakan 20 tempat tidur penanganan COVID-19.Penambahan kapasitas secara otomatis akan mengurangi tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR). Total tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19 di Gunung Kidul sebanyak 160 tempat tidur.
Menurutnya, jika tempat tidur di RSUD Saptosari bertambah, dari 20 menjadi 50 tempat tidur, total tempat tidur yang tersedia mencapai 190 unit.
"Data terakhir per Selasa (10/8), BOR COVID-19 Gunung Kidul mencapai 80 persen. Kami berharap BOR terus mengarah positif seiring dapat dikendalikannya penyebaran COVID-19 di daerah ini," katanya.Selain menyiapkan fasilitas, RSUD Saptosari juga tengah menyiapkan generator oksigen untuk mencukupi kebutuhan internal dan rumah sakit swasta atau Puskesmas.
Dewi mengatakan dengan penambahan fasilitas tersebut, RSUD Saptosari membutuhkan tambahan tenaga relawan untuk bisa membantu penanganan pasien COVID-19."Tenaga relawan berpotensi menjadi kendala. Namun, kami optimistis hal itu bisa ditangani dengan menggandeng berbagai pihak untuk pengadaan tenaga," katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Saptosari Eko Darmawan memperkirakan tenaga tambahan lebih dari 100 orang. Jumlah ini terbagi untuk berbagai unit layanan yang membantu penanganan pasien COVID-19."Semoga kekurangan tenaga kesehatan dan tenaga non-medis dapat terpenuhi, sehingga penanganan COVID-19 tidak ada persoalan," katanya.