Yogyakarta (ANTARA) - Pelaku usaha di Malioboro, Kota Yogyakarta, dijadwalkan menjalani "rapid test" antigen tiap akhir pekan secara bergiliran sebagai upaya memastikan kondisi kesehatan pedagang di tengah meningkatnya kunjungan wisata di kawasan tujuan wisata tersebut.
“Kami jadwalkan secara bergiliran mewakili tiap komunitas. Satu hari sekitar 30 orang,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Kawasan Cagar Budaya Ekwanto di Yogyakarta, Senin.
Baca juga: Yogyakarta siap menegakkan penggunaan PeduliLindungi di tempat usaha
Kegiatan tersebut sudah dimulai akhir pekan lalu bertepatan dengan libur Natal dengan total 30 pelaku usaha dan pelaku wisata di Malioboro yang menjalani rapid test antigen.
Dari hasil pemeriksaan, seluruhnya menunjukkan hasil negatif.
“Kami akan lakukan rapid test antigen ini hingga menyasar seluruh pelaku usaha dan wisata di kawasan Malioboro,” katanya.
Ia mengatakan, kunjungan wisatawan ke Malioboro menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan sejak dua pekan lalu dan mencapai puncaknya pada Sabtu (25/12) malam dengan total sekitar 7.500 pengunjung.
Rerata kunjungan pada hari sebelumnya sekitar 3.000-4.000 orang.
“Makanya, kami pun perlu melakukan rapid test antigen ke pelaku usaha selain melakukan pemeriksaan acak ke pengunjung yang datang. Pelaku usaha dan pengunjung harus sama-sama dalam kondisi yang sehat,” katanya.
Baca juga: Akses ke Malioboro hanya dari Jalan Mataram pada Tahun Baru 2022
Selain melakukan rapid test antigen acak, upaya yang ditempuh untuk mencegah potensi penularan COVID-19 adalah dengan mengatur arus masuk pengunjung.
“Pada Sabtu (25/12), kami bahkan menahan wisatawan di parkir Abu Bakar Ali agar menunda turun dari bus selama 30 menit karena kondisi di Malioboro sangat padat. Ada lima bus yang kami tahan,” katanya.
Selain itu, wisatawan juga diminta mematuhi lama waktu kunjungan di Malioboro maksimal dua jam.
“Untuk mengurai kerumunan sudah sangat sulit karena Malioboro padat,” kata Ekwanto yang mendapat bantuan dari petugas gabungan Satpol PP, polisi, TNI, dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengatakan, pemeriksaan rapid test antigen ke pelaku usaha di Malioboro sifatnya adalah sampling.
“Pemeriksaan dilaksanakan bersamaan dengan rapid tes acak ke pengunjung. Tetapi untuk mengajak pedagang ikut rapid test tidak mudah kecuali pedagang memang ada perlu bepergian ke luar daerah,” katanya.
Hasil rapid test antigen tersebut akan langsung terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
Selain rapid test antigen, di Malioboro juga dibuka gerai vaksinasi untuk pengunjung yang ditujukan untuk vaksinasi dosis kedua dengan menggunakan vaksin Sinovac.
“Kami jadwalkan secara bergiliran mewakili tiap komunitas. Satu hari sekitar 30 orang,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Kawasan Cagar Budaya Ekwanto di Yogyakarta, Senin.
Baca juga: Yogyakarta siap menegakkan penggunaan PeduliLindungi di tempat usaha
Kegiatan tersebut sudah dimulai akhir pekan lalu bertepatan dengan libur Natal dengan total 30 pelaku usaha dan pelaku wisata di Malioboro yang menjalani rapid test antigen.
Dari hasil pemeriksaan, seluruhnya menunjukkan hasil negatif.
“Kami akan lakukan rapid test antigen ini hingga menyasar seluruh pelaku usaha dan wisata di kawasan Malioboro,” katanya.
Ia mengatakan, kunjungan wisatawan ke Malioboro menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan sejak dua pekan lalu dan mencapai puncaknya pada Sabtu (25/12) malam dengan total sekitar 7.500 pengunjung.
Rerata kunjungan pada hari sebelumnya sekitar 3.000-4.000 orang.
“Makanya, kami pun perlu melakukan rapid test antigen ke pelaku usaha selain melakukan pemeriksaan acak ke pengunjung yang datang. Pelaku usaha dan pengunjung harus sama-sama dalam kondisi yang sehat,” katanya.
Baca juga: Akses ke Malioboro hanya dari Jalan Mataram pada Tahun Baru 2022
Selain melakukan rapid test antigen acak, upaya yang ditempuh untuk mencegah potensi penularan COVID-19 adalah dengan mengatur arus masuk pengunjung.
“Pada Sabtu (25/12), kami bahkan menahan wisatawan di parkir Abu Bakar Ali agar menunda turun dari bus selama 30 menit karena kondisi di Malioboro sangat padat. Ada lima bus yang kami tahan,” katanya.
Selain itu, wisatawan juga diminta mematuhi lama waktu kunjungan di Malioboro maksimal dua jam.
“Untuk mengurai kerumunan sudah sangat sulit karena Malioboro padat,” kata Ekwanto yang mendapat bantuan dari petugas gabungan Satpol PP, polisi, TNI, dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengatakan, pemeriksaan rapid test antigen ke pelaku usaha di Malioboro sifatnya adalah sampling.
“Pemeriksaan dilaksanakan bersamaan dengan rapid tes acak ke pengunjung. Tetapi untuk mengajak pedagang ikut rapid test tidak mudah kecuali pedagang memang ada perlu bepergian ke luar daerah,” katanya.
Hasil rapid test antigen tersebut akan langsung terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
Selain rapid test antigen, di Malioboro juga dibuka gerai vaksinasi untuk pengunjung yang ditujukan untuk vaksinasi dosis kedua dengan menggunakan vaksin Sinovac.