Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan tingkat positif harian di Indonesia saat ini berada di 2,41 persen, yang berarti di bawah standar yang dipatok Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.
"Seluruh provinsi di Indonesia saat ini memiliki tingkat positif di bawah 5 persen. Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Ini menandakan bahwa Indonesia saat ini memiliki laju penularan COVID-19 yang rendah," kata Reisa, dalam keterangan pers yang ditayangkan langsung pada kanal YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu.
Meskipun tren kasus positif COVID-19 menurun, katanya, Pemerintah Indonesia tetap mengingatkan masyarakat bahwa pandemi COVID-19 belum usai, sehingga harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.
Reisa menuturkan penurunan kasus COVID-19 bukan karena pemerintah menurunkan kapasitas 3T (tracing, testing, treatment). Saat ini, jumlah spesimen yang diperiksa masih cukup memadai, yakni di angka 152.422 sampel.
Tingkat positif adalah perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.
Reisa juga mengatakan dibandingkan puncak kasus gelombang omicron yang lalu, kasus COVID-19 di Indonesia turun drastis sebanyak lebih dari 80 persen.
Kasus konfirmasi positif COVID-19 sepekan terakhir turun sebanyak 41,04 persen dibandingkan satu pekan sebelumnya. Jumlah kasus aktif sepekan terakhir turun 29,5 persen dibandingkan sepekan sebelumnya.
Begitu juga dengan jumlah kematian turun sebanyak 34,27 persen dibandingkan dengan satu pekan sebelumnya. Tren perawatan di rumah sakit ruang isolasi juga turun sebanyak 39,15 persen dibanding satu pekan sebelumnya.
Masyarakat terus diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas tubuh tetap baik dan menjalani vaksinasi, sehingga diharapkan ke depan kondisi Indonesia akan semakin membaik.
"Seluruh provinsi di Indonesia saat ini memiliki tingkat positif di bawah 5 persen. Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Ini menandakan bahwa Indonesia saat ini memiliki laju penularan COVID-19 yang rendah," kata Reisa, dalam keterangan pers yang ditayangkan langsung pada kanal YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu.
Meskipun tren kasus positif COVID-19 menurun, katanya, Pemerintah Indonesia tetap mengingatkan masyarakat bahwa pandemi COVID-19 belum usai, sehingga harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.
Reisa menuturkan penurunan kasus COVID-19 bukan karena pemerintah menurunkan kapasitas 3T (tracing, testing, treatment). Saat ini, jumlah spesimen yang diperiksa masih cukup memadai, yakni di angka 152.422 sampel.
Tingkat positif adalah perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.
Reisa juga mengatakan dibandingkan puncak kasus gelombang omicron yang lalu, kasus COVID-19 di Indonesia turun drastis sebanyak lebih dari 80 persen.
Kasus konfirmasi positif COVID-19 sepekan terakhir turun sebanyak 41,04 persen dibandingkan satu pekan sebelumnya. Jumlah kasus aktif sepekan terakhir turun 29,5 persen dibandingkan sepekan sebelumnya.
Begitu juga dengan jumlah kematian turun sebanyak 34,27 persen dibandingkan dengan satu pekan sebelumnya. Tren perawatan di rumah sakit ruang isolasi juga turun sebanyak 39,15 persen dibanding satu pekan sebelumnya.
Masyarakat terus diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas tubuh tetap baik dan menjalani vaksinasi, sehingga diharapkan ke depan kondisi Indonesia akan semakin membaik.