Gunung Kidul (ANTARA) - Sektor pariwisata di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diproyeksikan bangkit kembali pasca Pemerintah Pusat mengeluarkan masyarakat diperbolehkan mudik pada Lebaran 2022 ini.
Kebijakan pemerintah pusat membawa angin segar bagi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, dan pelaku wisata di wilayah ini. Setelah dua tahun terakhir, sektor pariwisata lumpuh karena pandemi COVID-19 dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat hingga PPKM Level 4. Saat ini, sektor pariwisata berangsur pulih, jumlah kunjungan wisatawan perlahan mulai meningkat.
Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Mohammad Arif Aldian di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan selama libur Lebaran ini, Dispar Gunung Kidul memproyeksikan jumlah kunjungan wisatawan setiap harinya antara 25 ribu sampai 30 ribu orang.
Selama libur Lebaran, Dispar Gunung Kidul memproyeksikan jumlah kunjungan sebanyak 154.403 wisatawan. Berdasarkan target kunjungan ini, maka diharapkan mampu menambah pendapatan dari retribusi wisata sebanyak Rp1,2 miliar.
Proyeksi tersebut belum termasuk jumlah kunjungan wisatawan di 38 desa wisata yang tersebar di 18 kecamatan di Gunung Kidul. Kunjungan wisatawan akan menggerakan ekonomi masyarakat.
"Ini proyeksi. Mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar dan target yang dicanangkan bisa tercapai, atau syukur bisa melebihi,” kata Arif.
Ia memastikan kunjungan wisatawan saat libur Lebaran ini berdampak pada kebangkitan jasa usaha pariwisata, mulai dari kuliner, jasa transportasi, jasa perhotelan, hingga usaha kerajinan. Kunjungan wisata ini menyebabkan multiplier effect bagi pertumbuhan dan kebangkitan ekonomi masyarakat di Gunung Kidul.
Selain jasa usaha pariwisata, libur Lebaran ini juga membangkitkan kembali usaha kecil dan menengah masyarakat.
"Libur Lebaran ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Gunung Kidul," katanya.
Percepatan pembangunan infrastruktur
Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengatakan pantai di Gunung Kidul panjangnya sekitar 72 kilometer yang membentang dari timur sampai barat. Jumlah pantai yang dikembangkan dan sudah menjadi tujuan wisatawan sebanyak 59 pantai. Pantai menjadi tujuan utama saat berlibur ke DIY, khususnya saat ke Gunung Kidul.
"Wisata pantai Gunung Kidul menjadi wisata unggulan karena 80 persen dari total kunjungan pasti ke pantai. Selain itu, menjadi penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar di Gunung Kidul," katanya.
Untuk itu, Pemerintah Pusat, Pemda DIY, dan Pemkab Gunung Kidul sedang membangun infrastruktur utama, yakni jalan. Sepanjang wilayah selatan di Gunung Kidul sedang dibangun Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) yang diharapkan mendongkrak pariwisata dan ekonomi masyarakat di kawasan pantai di Gunung Kidul.
Selain itu, berbagai infrastruktur jalan yang menjadi kewenangan Pemda DIY dan Pemkab Gunung Kidul juga terus dikebut mengimbangi pembangunan JJLS. Harapannya, infrastruktur yang dikerjakan pusat hingga kabupaten selesai bersamaan. Artinya adalah kebangkitan ekonomi di Gunung Kidul, dan kebangkitan ekonomi masyarakat.
"Kami menyadari infrastruktur adalah kunci utama membuka perekonomian masyarakat, dan membuka sektor pariwisata. Beberapa tahun terakhir ini, kami membangun infrastruktur dengan cepat," kata Bupati Sunaryanta.
Kebangkitan pelaku wisata
Ketua Kelompok Sadar Wisata Pantai Baron Warji mengatakan selama pandemi COVID-19, pelaku wisata di Gunung Kidul menganggur, khususnya saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat hingga Level 4. Keadaan ekonomi pelaku wisata di Pantai Baron tragis, tidak ada pemasukan sama sekali. Kemudian, seiring mereda kasus COVID-19, dan diberlakukanya PPKM Level 3 dan Level 2 di DIY dan aglomerasi, ekonomi pelaku wisata perlahan mulai pulih.
"Pekerjaan utama kami adalah berjualan di kawasan Pantai Baron. Pada saat diberlakukan PPKM darurat hingga PPKM Level 4, kami tidak ada pemasukan. Ekonomi kami tergantung pada sektor pariwisata," kata Warji.
Pelaku wisata di kawasan Pantai Baron menyambut baik atas kebijakan Pemerintah Pusat mengizinkan mudik pada Lebaran ini meski ada pembatasan-pembatasan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisata ke Gunung Kidul, khususnya Pantai Baron. Pantai Baron merupakan sentra oleh-oleh, mulai dari aneka kuliner ikan, pusat buah dan pusat kerajinan.
Keindahan Pantai Baron juga tidak kalah menarik dengan pantai lain. Pantai Baron merupakan pusat pertemuan air laut dengan air tawar karena merupakan muara dari sungai-sungai bawah tanah.
Pantai Baron ini merupakan tujuan utama wisatawan saat berlibur ke pantai yang ada di Gunung Kidul. Sehingga, Pantai Baron menjadi pusat perputaran uang dari wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kidul.
"Kami berharap pandemi COVID-19 ini segera berakhir, sehingga sektor pariwisata kembali bangkit. Artinya kebangkitan ekonomi bagi masyarakat, bagi pelaku usaha pariwisata, khususnya di kawasan Pantai Baron," harapnya.
Sementara itu, Pengurus persewaan alat snorkeling BNS Pantai Nglambor Yusuf Aditya Putratama mengharapkan kebijakan pelonggaran mudik pada Lebaran 2022 ini dapat kembali membangkitkan perekonomian dari sektor pariwisata. Selama dua tahun terakhir, sektor pariwisata cukup lesu akibat pandemi COVID-19.
"Kebijakan Pemerintah Pusat memperbolehkan masyarakat mudik membawa harapan baru bagi kami pelaku wisata di Gunung Kidul. Kami berharap dari 3,4 juta pemudik yang diproyeksi tiba di DIY, 150 ribu akan wisata ke Gunung Kidul. Kami sudah bahagia, sebagai obat dari kelesuan pariwisata selama dua tahun terakhir yang hampir mati suri ini," ujar Aditya.
Ia mengatakan Bintang Nglambor Snorkeling menyewakan alat snorkeling di Pantai Nglambor. Wisatawan yang hendak snorkeling di Pantai Nglambor, bisa membuka Instagram @pantai_nglambor atau meghubungi kontak person yang ada di sosial media tersebut. Untuk konfirmasi prediksi gelombang laut yang tepat antara jam berapa sampai jam berapa.
"Untuk libur lebaran tidak ada kenaikan persewaan alat snorkeling, tetap Rp50.000 per orang," katanya.
Kebijakan pemerintah pusat membawa angin segar bagi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, dan pelaku wisata di wilayah ini. Setelah dua tahun terakhir, sektor pariwisata lumpuh karena pandemi COVID-19 dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat hingga PPKM Level 4. Saat ini, sektor pariwisata berangsur pulih, jumlah kunjungan wisatawan perlahan mulai meningkat.
Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Mohammad Arif Aldian di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan selama libur Lebaran ini, Dispar Gunung Kidul memproyeksikan jumlah kunjungan wisatawan setiap harinya antara 25 ribu sampai 30 ribu orang.
Selama libur Lebaran, Dispar Gunung Kidul memproyeksikan jumlah kunjungan sebanyak 154.403 wisatawan. Berdasarkan target kunjungan ini, maka diharapkan mampu menambah pendapatan dari retribusi wisata sebanyak Rp1,2 miliar.
Proyeksi tersebut belum termasuk jumlah kunjungan wisatawan di 38 desa wisata yang tersebar di 18 kecamatan di Gunung Kidul. Kunjungan wisatawan akan menggerakan ekonomi masyarakat.
"Ini proyeksi. Mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar dan target yang dicanangkan bisa tercapai, atau syukur bisa melebihi,” kata Arif.
Ia memastikan kunjungan wisatawan saat libur Lebaran ini berdampak pada kebangkitan jasa usaha pariwisata, mulai dari kuliner, jasa transportasi, jasa perhotelan, hingga usaha kerajinan. Kunjungan wisata ini menyebabkan multiplier effect bagi pertumbuhan dan kebangkitan ekonomi masyarakat di Gunung Kidul.
Selain jasa usaha pariwisata, libur Lebaran ini juga membangkitkan kembali usaha kecil dan menengah masyarakat.
"Libur Lebaran ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Gunung Kidul," katanya.
Percepatan pembangunan infrastruktur
Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengatakan pantai di Gunung Kidul panjangnya sekitar 72 kilometer yang membentang dari timur sampai barat. Jumlah pantai yang dikembangkan dan sudah menjadi tujuan wisatawan sebanyak 59 pantai. Pantai menjadi tujuan utama saat berlibur ke DIY, khususnya saat ke Gunung Kidul.
"Wisata pantai Gunung Kidul menjadi wisata unggulan karena 80 persen dari total kunjungan pasti ke pantai. Selain itu, menjadi penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar di Gunung Kidul," katanya.
Untuk itu, Pemerintah Pusat, Pemda DIY, dan Pemkab Gunung Kidul sedang membangun infrastruktur utama, yakni jalan. Sepanjang wilayah selatan di Gunung Kidul sedang dibangun Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) yang diharapkan mendongkrak pariwisata dan ekonomi masyarakat di kawasan pantai di Gunung Kidul.
Selain itu, berbagai infrastruktur jalan yang menjadi kewenangan Pemda DIY dan Pemkab Gunung Kidul juga terus dikebut mengimbangi pembangunan JJLS. Harapannya, infrastruktur yang dikerjakan pusat hingga kabupaten selesai bersamaan. Artinya adalah kebangkitan ekonomi di Gunung Kidul, dan kebangkitan ekonomi masyarakat.
"Kami menyadari infrastruktur adalah kunci utama membuka perekonomian masyarakat, dan membuka sektor pariwisata. Beberapa tahun terakhir ini, kami membangun infrastruktur dengan cepat," kata Bupati Sunaryanta.
Kebangkitan pelaku wisata
Ketua Kelompok Sadar Wisata Pantai Baron Warji mengatakan selama pandemi COVID-19, pelaku wisata di Gunung Kidul menganggur, khususnya saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat hingga Level 4. Keadaan ekonomi pelaku wisata di Pantai Baron tragis, tidak ada pemasukan sama sekali. Kemudian, seiring mereda kasus COVID-19, dan diberlakukanya PPKM Level 3 dan Level 2 di DIY dan aglomerasi, ekonomi pelaku wisata perlahan mulai pulih.
"Pekerjaan utama kami adalah berjualan di kawasan Pantai Baron. Pada saat diberlakukan PPKM darurat hingga PPKM Level 4, kami tidak ada pemasukan. Ekonomi kami tergantung pada sektor pariwisata," kata Warji.
Pelaku wisata di kawasan Pantai Baron menyambut baik atas kebijakan Pemerintah Pusat mengizinkan mudik pada Lebaran ini meski ada pembatasan-pembatasan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisata ke Gunung Kidul, khususnya Pantai Baron. Pantai Baron merupakan sentra oleh-oleh, mulai dari aneka kuliner ikan, pusat buah dan pusat kerajinan.
Keindahan Pantai Baron juga tidak kalah menarik dengan pantai lain. Pantai Baron merupakan pusat pertemuan air laut dengan air tawar karena merupakan muara dari sungai-sungai bawah tanah.
Pantai Baron ini merupakan tujuan utama wisatawan saat berlibur ke pantai yang ada di Gunung Kidul. Sehingga, Pantai Baron menjadi pusat perputaran uang dari wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kidul.
"Kami berharap pandemi COVID-19 ini segera berakhir, sehingga sektor pariwisata kembali bangkit. Artinya kebangkitan ekonomi bagi masyarakat, bagi pelaku usaha pariwisata, khususnya di kawasan Pantai Baron," harapnya.
Sementara itu, Pengurus persewaan alat snorkeling BNS Pantai Nglambor Yusuf Aditya Putratama mengharapkan kebijakan pelonggaran mudik pada Lebaran 2022 ini dapat kembali membangkitkan perekonomian dari sektor pariwisata. Selama dua tahun terakhir, sektor pariwisata cukup lesu akibat pandemi COVID-19.
"Kebijakan Pemerintah Pusat memperbolehkan masyarakat mudik membawa harapan baru bagi kami pelaku wisata di Gunung Kidul. Kami berharap dari 3,4 juta pemudik yang diproyeksi tiba di DIY, 150 ribu akan wisata ke Gunung Kidul. Kami sudah bahagia, sebagai obat dari kelesuan pariwisata selama dua tahun terakhir yang hampir mati suri ini," ujar Aditya.
Ia mengatakan Bintang Nglambor Snorkeling menyewakan alat snorkeling di Pantai Nglambor. Wisatawan yang hendak snorkeling di Pantai Nglambor, bisa membuka Instagram @pantai_nglambor atau meghubungi kontak person yang ada di sosial media tersebut. Untuk konfirmasi prediksi gelombang laut yang tepat antara jam berapa sampai jam berapa.
"Untuk libur lebaran tidak ada kenaikan persewaan alat snorkeling, tetap Rp50.000 per orang," katanya.