Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman menggandeng Duta Petani Andalan (DPA) Kementerian Pertanian Janu Riyanto sukses menjalankan Sekolah Lapang Komoditas Bawang Merah di Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kesuksesan kegiatan Sekolah Lapang ini salah satunya ditandai dengan hasil panen yang melimpah. Panen dihadiri oleh Wakil Bupati Sleman, perwakilan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa), perwakilan BPTP Yogyakarta, Anggota Komisi B DPRD DIY, kegiatan Sekolah Lapang yang dilakukan sejak Februari 2022 ini berhasil memanen 26 ton bawang merah basah.

Siaran pers dari Polbangtan YoMa yang diterima di Yogyakarta, Kamis, menyebutkan Sekolah Lapang merupakan salah satu media pembelajaran yang gencar dikembangkan oleh Kementan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani.

Upaya ini juga tidak terlepas dari langkah yang ditempuh guna mencapai target pembangunan pertanian yaitu menjamin ketahanan pangan, meningkatkan produktivitas pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan petani harus bisa menjaga dan meningkatkan produktivitas tanamannya. "Petani harus mampu menggenjot tanaman, karena produktivitas yang meningkat itu bisa membantu petani meningkatkan pendapatan," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSMDP) Dedi Nursyamsi mengatakan petani tidak boleh hanya sekadar tanam, panen, dan jual.

"Pengetahuan petani harus ditingkatkan. Petani harus mengetahui bagaimana cara menjaga tanaman, meningkatkan produktivitas, mengemas hingga menjualnya. Petani harus tahu aktivitas pertanian dari hulu sampai hilir," katanya.

Janu Riyanto, DPA Kementan sekaligus Ketua Forum Komunikasi Petani Kalasan, menjelaskan bahwa acara panen bawang merah ini juga merupakan bagian dari kegiatan Sekolah Lapang Tahun 2022. 

"Sekolah Lapang ini diikuti oleh sebanyak 225 peserta. Adapun yang ditanam adalah bawang merah varietas tajuk di lahan seluas 1 hektare. Hasil yang dipanen sebanyak 26,7 ton bawang basah. Jika dikonversi kering dengan hitungan 65 persen, maka diperoleh hasil kering sekitar 17,3 ton," katanya.

Lebih lanjut Janu menerangkan bahwa melalui kegiatan Sekolah Lapang ini petani juga banyak belajar mengenai teknologi pertanian di antaranya penggunaan varietas unggul baru (VUB), teknik perlakuan benih, penggunaan kapur untuk lahan, aplikasi trichoderma, pemupukan seimbang, dan pengendalian HPT dengan pemanfaatan refugia.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengaku bangga dengan para petani karena berperan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan di Kabupaten Sleman. Menurut dia, kesejahteraan petani dapat lebih meningkat jika terus diberikan pendampingan dan dukungan dari berbagai pihak.

"Berkat kolaborasi beberapa pihak meliputi Dinas Pertanian Sleman, Polbangtan Yogyakarta Magelang, BPTP Yogykarta, dan BPP serta petani, pembangunan pertanian di wilayah Sleman semakin maju dan berkembang," ujarnya.

Lebih lanjut Danang menyebut petani sebagai pahlawan pangan. Ia mengatakan bahwa petani akan selalu berjuang demi menghasilkan hasil panen yang baik dalam berbagai situasi dan kondisi. "Ada seorang tani yang bilang sama saya, mau harganya naik apa turun, petani akan terus menanam. Panas atau hujan tetap menanam. Karena itu sudah hobi," kata Danang.

Sementara pada kesempatan yang sama, Direktur Polbangtan YoMa yang diwakili oleh Kepala Unit Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (UPPM) Hermawan menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh dalam upaya pembangunan pertanian di wilayah DIY.

Hermawan menjelaskan bahwa berdampingan dengan lahan Sekolah Lapang tersebut juga dilaksanakan kegiatan penelitian mengenai daya adaptasi dan produktivitas varietas unggul baru bawang merah yang digawangi oleh dosen Polbangtan YoMa.

"Di seberang lahan Sekolah Lapang ada lahan penelitian kami yang juga meneliti tentang bawang merah. Jadi petani mendapat manfaat dobel, bisa belajar di lahan Sekolah Lapang sekaligus studi banding ke lahan penelitian," kata Hermawan.

Pewarta : SP
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025