Wonosari, DIY (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menemukan sebanyak 51 kasus hewan ternak suspek penyakit mulut dan kuku yang sampelnya telah dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates untuk uji laboratorium.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunung Kidul Wibawanti Wulandari di Wonosari, Ibu Kota Kabupaten Gunung Kidul, Senin, mengatakan temuan hewan ternak suspek ini dari hasil pemantauan di tempat penampungan ternak yang ada di Kecamatan Playen, Semanu, Karangmojo dan beberapa kecamatan lainnya.
"Sampel hewan ternak yang suspek kami kirim ke Balai Besar Veteriner Wates untuk uji laboratorium dan hewan ternak tersebut langsung dilakukan isolasi tertutup. Kami juga melakukan perawatan dan pemantauan melalui petugas kesehatan hewan yang ada di setiap kecamatan," katanya.
Pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Perdagangan untuk melakukan penutupan dua pasar, yakni Pasar Hewan Siyono di Kecamatan Playen dan Pasar Hewan Munggi di Kecamatan Semanu. Penutupan pasar ini dalam rangka mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku di wilayah ini.
"Penutupan pasar hewan untuk ternak membatasi pertemuan ternak sehat dan yang sakit," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengintensifkan komunikasi, edukasi dan informasi kepada masyarakat peternak untuk tidak panik dengan adanya temuan enam sapi positif PMK dan 51 sapi suspek PMK. PMK pada hewan ternak dapat disembuhkan bila ditangani dengan baik.
"PMK ini dapat disembuhkan. Kami minta masyarakat untuk tidak panik dan tidak menjual hewan ternak dengan harga murah," kata Wibawanti Wulandari .
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Gunung Kidul Kelik Yuniantoro mengatakan pihaknya telah menutup dua pasar hewan, yakni Pasar Hewan Siyono di Kecamatan Playen dan Pasar Hewan Munggi di Kecamatan Semanu selama 14 hari karena ada temuan dugaan kasus PMK terhadap hewan ternak yang diperjualbelikan.
"Harapannya, penutupan dua pasar tersebut, temuan PMK tidak menular ke hewan ternak yang lainnya. Selain itu, juga dilakukan pemantauan terhadap sembilan pasar hewan lainnya yang ada di Gunung Kidul. Kalau memang ada temuan kasus, maka pasar hewan tersebut akan ditutup sementara seperti di Siyono dan Munggi," katanya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunung Kidul Wibawanti Wulandari di Wonosari, Ibu Kota Kabupaten Gunung Kidul, Senin, mengatakan temuan hewan ternak suspek ini dari hasil pemantauan di tempat penampungan ternak yang ada di Kecamatan Playen, Semanu, Karangmojo dan beberapa kecamatan lainnya.
"Sampel hewan ternak yang suspek kami kirim ke Balai Besar Veteriner Wates untuk uji laboratorium dan hewan ternak tersebut langsung dilakukan isolasi tertutup. Kami juga melakukan perawatan dan pemantauan melalui petugas kesehatan hewan yang ada di setiap kecamatan," katanya.
Pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Perdagangan untuk melakukan penutupan dua pasar, yakni Pasar Hewan Siyono di Kecamatan Playen dan Pasar Hewan Munggi di Kecamatan Semanu. Penutupan pasar ini dalam rangka mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku di wilayah ini.
"Penutupan pasar hewan untuk ternak membatasi pertemuan ternak sehat dan yang sakit," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengintensifkan komunikasi, edukasi dan informasi kepada masyarakat peternak untuk tidak panik dengan adanya temuan enam sapi positif PMK dan 51 sapi suspek PMK. PMK pada hewan ternak dapat disembuhkan bila ditangani dengan baik.
"PMK ini dapat disembuhkan. Kami minta masyarakat untuk tidak panik dan tidak menjual hewan ternak dengan harga murah," kata Wibawanti Wulandari .
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Gunung Kidul Kelik Yuniantoro mengatakan pihaknya telah menutup dua pasar hewan, yakni Pasar Hewan Siyono di Kecamatan Playen dan Pasar Hewan Munggi di Kecamatan Semanu selama 14 hari karena ada temuan dugaan kasus PMK terhadap hewan ternak yang diperjualbelikan.
"Harapannya, penutupan dua pasar tersebut, temuan PMK tidak menular ke hewan ternak yang lainnya. Selain itu, juga dilakukan pemantauan terhadap sembilan pasar hewan lainnya yang ada di Gunung Kidul. Kalau memang ada temuan kasus, maka pasar hewan tersebut akan ditutup sementara seperti di Siyono dan Munggi," katanya.