Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan pemantauan hewan ternak di tingkat peternak dan pedagang pasca DIY menetapkan status siaga darurat bencana terkait wabah penyakit mulut dan kuku pada ternak.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunung Kidul Wibawanti Wulandari di Gunung Kidul, Sabtu, mengatakan saat ini lebih mengintensifkan upaya pencegahan penularan PMK pada ternak.

"Kami melakukan pencegahan mulai dari pemantauan ketat di pasar hewan serta menangani ternak yang tengah terpapar," kata Wibawanti.

Ia mengatakan angka suspek PMK di Gunung Kidul sendiri masih terus mengalami penambahan. Berdasarkan data DPKH, jumlah ternak yang memiliki gejala klinis PMK sebanyak 800 ekor.

"Sebanyak 129 dari 800 ekor tersebut sudah dinyatakan sembuh," katanya.

Ia mengatakan jumlah ternak yang sudah mendapatkan dosis pertama, yaitu sebanyak 492 ekor.

Wibawanti juga menyebut akan ada tambahan stok vaksin untuk dosis pertama. Persediaan tersebut berasal dari pusat, diambil lewat DIY.

"Kemungkinan akan ada tambahan sekitar 1.200 dosis untuk vaksinasi pertama," katanya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunung Kidul Kidul Retno Widiastuti mengatakan upaya pengawasan terhadap potensi penyebaran PMK terhadap hewan ternak terus dilakukan.

Menurut dia, upaya pencegahan bisa dilakukan beberapa cara. Salah satunya memperkuat daya tahan tubuh ternak dengan pemberian pakan secara rutin.

Untuk memaksimalkan pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan di lingkungan kandang. Upaya penyemprotan disinfektan juga sangat dibutuhkan agar lokasi kandang bebas dari potensi penyebaran penyakit.

“Penyemprotan bisa dilakukan setiap dua hari sekali. Caranya mudah dan tidak beda jauh dengan pencegahan untuk penyebaran COVID-19," katanya.

Pewarta : Sutarmi
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024