Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta seluruh sekolah menengah kejuruan (SMK) di provinsi ini menyiapkan inkubator bisnis bagi siswa untuk mulai merintis usaha.
"Sehingga nanti setiap lulusan SMK tidak selalu mencari kerja tetapi bisa menciptakan pekerjaan sendiri dan dimiliki oleh siswa itu sediri," kata Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia pembentukan inkubator bisnis merupakan wujud dari gerakan "Momenku Siap Berkemas" atau Model Manajemen Kelompok Usaha Siswa Partisipasi Berantas Kemiskinan Masyarakat yang pada 2021 telah diuji coba di 10 SMK di DIY.
Materi kewirausahaan, kata dia, sejatinya sudah ada di SMK sejak lama. Namun demikian, sebagai praktik dari materi itu, sekolah belum mendorong siswa untuk langsung merintis bisnis secara mandiri.
"Sebenarnya pembelajaran kewirausahaan sudah ada tapi rata-rata dikembangkan kewirausahaan untuk menjalankan usahanya sekolah dan ketika lulus mereka mulai dari nol lagi. Makannya kita mulai dengan model inkubasi ini di SMK kemudian ketika lulus, usaha mereka menjadi milik mereka sendiri," kata dia.
Untuk mendukung program itu, menurut dia, Disdikpora DIY bakal menyiapkan beasiswa kewirausahaan sebagai bantuan permodalan bagi siswa untuk merintis usaha.
"Bantuan permodalan bagi siswa wujudnya beasiswa. Ke depan mudah-mudahan bisa mengalokasikan secara rutin beasiswa wirausaha," katanya.
Meski demikian, kata dia, untuk menjadi peserta inkubasi bisnis "Momenku Siap Berkemas" itu, para siswa di masing-masing SMK akan diseleksi dengan mengutamakan siswa yang memiliki motivasi tinggi menjalankan usaha.
"Kedua, kemungkinan besar tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, tanggung jawabnya tinggi, kemudian kategori siswa yang tidak mampu akan kita dorong," katanya.
Selama mengikuti inkubasi bisnis, para siswa bakal mendapatkan bimbingan langsung dari para pengusaha terkait teknik atau cara mengembangkan sebuah usaha.
"Sehingga nanati setiap lulusan SMK tidak selalu mencari kerja tapi bisa menciptakan pekerjaan sendiri dan dimiliki oleh siswa itu sendiri," katanya.
Sebanyak 52 peserta "Gerakan Momenku Siap Berkemas" tahun 2021 di 10 SMK telah diwisuda sebagai wirausaha belia di Yogyakarta, Jumat (26/8).
Sebagian peserta memiliki omzet usaha mulai dari Rp4 juta per bulan hingga Rp1 miliar per bulan dengan bidang usaha yang beragam mulai dari kuliner, bahan pangan, kecantikan, hingga media online dan gaming.
"Mudah-mudahan ini bisa menjadi program nasional yang kita mulai dari DIY," demikian Didik Wardaya.
"Sehingga nanti setiap lulusan SMK tidak selalu mencari kerja tetapi bisa menciptakan pekerjaan sendiri dan dimiliki oleh siswa itu sediri," kata Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia pembentukan inkubator bisnis merupakan wujud dari gerakan "Momenku Siap Berkemas" atau Model Manajemen Kelompok Usaha Siswa Partisipasi Berantas Kemiskinan Masyarakat yang pada 2021 telah diuji coba di 10 SMK di DIY.
Materi kewirausahaan, kata dia, sejatinya sudah ada di SMK sejak lama. Namun demikian, sebagai praktik dari materi itu, sekolah belum mendorong siswa untuk langsung merintis bisnis secara mandiri.
"Sebenarnya pembelajaran kewirausahaan sudah ada tapi rata-rata dikembangkan kewirausahaan untuk menjalankan usahanya sekolah dan ketika lulus mereka mulai dari nol lagi. Makannya kita mulai dengan model inkubasi ini di SMK kemudian ketika lulus, usaha mereka menjadi milik mereka sendiri," kata dia.
Untuk mendukung program itu, menurut dia, Disdikpora DIY bakal menyiapkan beasiswa kewirausahaan sebagai bantuan permodalan bagi siswa untuk merintis usaha.
"Bantuan permodalan bagi siswa wujudnya beasiswa. Ke depan mudah-mudahan bisa mengalokasikan secara rutin beasiswa wirausaha," katanya.
Meski demikian, kata dia, untuk menjadi peserta inkubasi bisnis "Momenku Siap Berkemas" itu, para siswa di masing-masing SMK akan diseleksi dengan mengutamakan siswa yang memiliki motivasi tinggi menjalankan usaha.
"Kedua, kemungkinan besar tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, tanggung jawabnya tinggi, kemudian kategori siswa yang tidak mampu akan kita dorong," katanya.
Selama mengikuti inkubasi bisnis, para siswa bakal mendapatkan bimbingan langsung dari para pengusaha terkait teknik atau cara mengembangkan sebuah usaha.
"Sehingga nanati setiap lulusan SMK tidak selalu mencari kerja tapi bisa menciptakan pekerjaan sendiri dan dimiliki oleh siswa itu sendiri," katanya.
Sebanyak 52 peserta "Gerakan Momenku Siap Berkemas" tahun 2021 di 10 SMK telah diwisuda sebagai wirausaha belia di Yogyakarta, Jumat (26/8).
Sebagian peserta memiliki omzet usaha mulai dari Rp4 juta per bulan hingga Rp1 miliar per bulan dengan bidang usaha yang beragam mulai dari kuliner, bahan pangan, kecantikan, hingga media online dan gaming.
"Mudah-mudahan ini bisa menjadi program nasional yang kita mulai dari DIY," demikian Didik Wardaya.