Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memanfaatkan lahan pekarangan-pekarangan rumah warga untuk ditanami cabai dan bawang merah guna membantu masyarakat ketika harga komoditas tersebut naik.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Minggu, mengatakan jumlah lahan pertanian atau sawah di seluruh Bantul sekitar 15 ribu hektare, tetapi luas pekarangan rumah di seluruh Bantul melebihi sawah.
"Pekarangan-pekarangan kita, halaman depan atau belakang kalau dijumlah se-Bantul luasannya lebih dari luas sawah, ini ada rekomendasi dari pemerintah pusat, agar pekarangan dimanfaatkan juga oleh masyarakat, seperti ditanami lombok, bawang merah, terong, apa tomat," katanya.
Dia mengatakan, rekomendasi dari pemerintah pusat agar memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman hortikultura itu juga agar bisa menjadi bantalan sosial bagi masyarakat ketika kenaikan harga bahan pokok akibat harga BBM naik.
"Karena cabai dan bawang merah salah satu pembentuk inflasi, karena itu Dinas Pertanian agar segera merancang satu kegiatan baru untuk membantu masyarakat terutama masyarakat miskin agar memanfaatkan pekarangan," katanya.
Dia mengatakan, program atau kegiatan dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk tujuan bantalan sosial bagi masyarakat, bisa memanfaatkan dana dari hasil pemusatan kembali anggaran pemkab yang saat ini sedang dimatangkan.
"Mungkin bisa dari hasil refokusing, sehingga nanti bisa mengantisipasi kalau harga cabai mencapai Rp100 ribu per kilogram, setidaknya itu bisa menjadi bantalan sosial bagi masyarakat," katanya.
Bupati mengatakan terhadap kondisi inflasi karena terdorong kenaikan harga BBM ini, para ASN, aparat pemerintah yang menjadi bagian dari pemerintah, diinstruksikan untuk tidak membuat pernyataan yang meresahkan masyarakat.
"Berikan statemen yang menyejukkan, kenaikan harga-harga ini sesuatu yang biasa, dan ini terjadi di belahan bumi manapun, bahkan di banyak negara inflasi sudah mencapai ratusan persen. Kepada para ASN, camat dan lurah tenangkan masyarakat," katanya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Minggu, mengatakan jumlah lahan pertanian atau sawah di seluruh Bantul sekitar 15 ribu hektare, tetapi luas pekarangan rumah di seluruh Bantul melebihi sawah.
"Pekarangan-pekarangan kita, halaman depan atau belakang kalau dijumlah se-Bantul luasannya lebih dari luas sawah, ini ada rekomendasi dari pemerintah pusat, agar pekarangan dimanfaatkan juga oleh masyarakat, seperti ditanami lombok, bawang merah, terong, apa tomat," katanya.
Dia mengatakan, rekomendasi dari pemerintah pusat agar memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman hortikultura itu juga agar bisa menjadi bantalan sosial bagi masyarakat ketika kenaikan harga bahan pokok akibat harga BBM naik.
"Karena cabai dan bawang merah salah satu pembentuk inflasi, karena itu Dinas Pertanian agar segera merancang satu kegiatan baru untuk membantu masyarakat terutama masyarakat miskin agar memanfaatkan pekarangan," katanya.
Dia mengatakan, program atau kegiatan dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk tujuan bantalan sosial bagi masyarakat, bisa memanfaatkan dana dari hasil pemusatan kembali anggaran pemkab yang saat ini sedang dimatangkan.
"Mungkin bisa dari hasil refokusing, sehingga nanti bisa mengantisipasi kalau harga cabai mencapai Rp100 ribu per kilogram, setidaknya itu bisa menjadi bantalan sosial bagi masyarakat," katanya.
Bupati mengatakan terhadap kondisi inflasi karena terdorong kenaikan harga BBM ini, para ASN, aparat pemerintah yang menjadi bagian dari pemerintah, diinstruksikan untuk tidak membuat pernyataan yang meresahkan masyarakat.
"Berikan statemen yang menyejukkan, kenaikan harga-harga ini sesuatu yang biasa, dan ini terjadi di belahan bumi manapun, bahkan di banyak negara inflasi sudah mencapai ratusan persen. Kepada para ASN, camat dan lurah tenangkan masyarakat," katanya.