Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan harus turut dilaksanakan ke daerah-daerah, bukan hanya di kota besar.
“Saya ingin ajak kita keluar dari kota besar, karena saya pada saat melakukan kegiatan dalam Bulan Inklusi Keuangan ini justeru juga sempat mengikutinya di Kabupaten Karang Anyar di Solo dan Samarinda. Jadi kelihatan betul kebutuhan untuk peningkatan literasi,” kata Mahendra dalam penutupan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022 di Financial Expo (FinExpo), Jakarta, Sabtu.
Mahendra menekankan pentingnya upaya-upaya untuk meningkatkan indeks literasi keuangan guna mencegah masyarakat terjebak dalam aktivitas jasa keuangan yang ilegal. Literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia, kata dia, sangat penting di tengah tingginya indeks inklusi keuangan.
Pasalnya partisipasi masyarakat dalam produk dan jasa keuangan harus dibarengi dengan tingkat pemahaman yang memadai terhadap industri keuangan.
“Tingkat inklusi kita sangat tinggi, tapi literasinya masih rendah. Perbandingan 1:2. Jadi dari setiap orang yg memiliki tabungan atau rekening atau asuransi, 50 persennya saja yg mengerti, sisanya memiliki tapi tak sepenuhnya mengerti termasuk dari risiko aktivitas yang ilegal tadi,” kata Mahendra.
Hingga saat ini, kata Mahendra, tingkat literasi dan inklusi keuangan Indonesia terus meningkat. Hal itu berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketua OJK: Upaya peningkatan literasi keuangan harus jangkau daerah