Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau kepada seluruh sekolah dari tingkat PAUD hingga SMP untuk mengecek kondisi bangunan secara berkala sehingga kejadian di SD Muhammadiyah Bogor berupa atap sekolah runtuh, tidak terulang kembali.
Kepala Disdik Gunungkidul Nunuk Setyowati di Gunungkidul, Kamis, mengatakan kejadian atap runtuh SD Muhammadiyah Bogor menjadi pembelajaran bagi semua untuk tidak abai dengan kondisi bangunan, meski masih baru.
"Setelah ada kejadian itu, kami langsung menguatkan imbauan kepada seluruh kepala sekolah agar memantau dan memperhatikan fasilitas mengajar," kata dia.
Selain itu, Disdik akan melakukan pemantauan kondisi infrastruktur gedung sekolah melalui tim pengawas dan penilik sekolah.
"Kami ingin anak-anak itu belajar dengan tenang, jangan sampai orang tuanya was-was ketika menitipkan putra putrinya di sekolah," kata dia.
Saat ini, Disdik Gunungkidul bekerja sama dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) melakukan penyembuhan trauma terhadap siswa di SD Muhammadiyah Bogor, khusus kepada 11 korban atap runtuh itu.
"Kami bersama Dinsos-P3A, dan pihak sekolah masih memulihkan kondisi mental anak. Untuk itu, kami melakukan trauma healing dulu," kata dia.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Baznas Gunungkidul untuk memberikan santunan kepada korban, baik yang meninggal maupun luka.
"Baznas sudah memberikan santunan kepada keluarga korban," katanya.
Kepala Disdik Gunungkidul Nunuk Setyowati di Gunungkidul, Kamis, mengatakan kejadian atap runtuh SD Muhammadiyah Bogor menjadi pembelajaran bagi semua untuk tidak abai dengan kondisi bangunan, meski masih baru.
"Setelah ada kejadian itu, kami langsung menguatkan imbauan kepada seluruh kepala sekolah agar memantau dan memperhatikan fasilitas mengajar," kata dia.
Selain itu, Disdik akan melakukan pemantauan kondisi infrastruktur gedung sekolah melalui tim pengawas dan penilik sekolah.
"Kami ingin anak-anak itu belajar dengan tenang, jangan sampai orang tuanya was-was ketika menitipkan putra putrinya di sekolah," kata dia.
Saat ini, Disdik Gunungkidul bekerja sama dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) melakukan penyembuhan trauma terhadap siswa di SD Muhammadiyah Bogor, khusus kepada 11 korban atap runtuh itu.
"Kami bersama Dinsos-P3A, dan pihak sekolah masih memulihkan kondisi mental anak. Untuk itu, kami melakukan trauma healing dulu," kata dia.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Baznas Gunungkidul untuk memberikan santunan kepada korban, baik yang meninggal maupun luka.
"Baznas sudah memberikan santunan kepada keluarga korban," katanya.