Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan pembuatan detail engineering design (DED) pembangunan gedung "Jogja Planning Gallery" (JPG) di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta rampung pada 2023.
"Tahun 2023 ini kami akan membuat DED-nya. Basic design sudah ada, jadi proses penyusunan DED bisa segera dilangsungkan, dengan target satu tahun ini," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Minerel (PUP-ESDM) DIY Anna Rina Herbranti di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Anna mengatakan untuk menentukan konsep atau desain JPG, Pemda DIY akan memadukan desain yang dibuat oleh tiga pemenang sayembara pada 2022.
"Ngarsa Dalem (Sultan HB X) meminta pemenang satu, dua, dan tiga hasilnya diharmonisasikan agar menjadi karya yang lebih indah dan bagus, sesuai dengan yang dibutuhkan DIY," kata dia.
Melalui DED yang akan rampung tahun ini, menurut Anna, JPG diharapkan dapat menjadi penanda budaya di DIY yang di antaranya akan birisi galeri kontemporer, Jogja masa kini, masa lalu, masa depan sekaligus menjadi ruang publik.
Sesuai permintaan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, menurut Anna, JPG nantinya akan dilengkapi penggunaan teknologi yang diharapkan mampu menyedot perhatian pengunjung Malioboro.
"Kalau DED sudah, pembahasan isi sudah, setelah itu baru kita lanjut dengan pembangunan fisik," kata dia.
JPG nantinya akan menempati bangunan cagar budaya eks Gedung DPRD DIY, lahan Teras Malioboro 2, serta lahan eks pertokoan di Jalan Perwakilan sehingga total luas lahannya mencapai 25.400 meter persegi.
Terkait dengan pemindahan aktivitas perdagangan di Jalan Perwakilan yang nantinya sebagai pintu masuk JPG, menurut dia, dipastikan seluruhnya sudah diselesaikan.
Para pedagang di kawasan itu yang merupakan tanah milik Sultan, kata dia, telah menerima untuk pindah ke Pasar Pakuncen Wirobrajan sebagai tempat relokasi.
"Mereka yang ada di Perwakilan sudah menerima pindah ke Klitikan (Pasar Pakuncen) itu tadi dan saat ini sudah mulai nengemasi barang-barang dagangan," kata dia.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Koordinasi Harmonisasi Karya Jogja Planning Gallery, Senin (16/01) di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta berharap selain menjadi sarana edukasi, JPG juga mampu memecah konsentrasi pengunjung di Jalan Malioboro.
"Harapan saya JPG ini bisa memecah konsentrasi penuhnya Malioboro. Mereka bisa masuk di ruang publik ini untuk berwisata, tidak hanya sekadar mengunjungi pertokoan dan kuliner saja, tapi ada edukasi sekaligus hiburan yang menarik bisa didapat di kawasan Jalan Malioboro," kata Sri Sultan.
"Tahun 2023 ini kami akan membuat DED-nya. Basic design sudah ada, jadi proses penyusunan DED bisa segera dilangsungkan, dengan target satu tahun ini," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Minerel (PUP-ESDM) DIY Anna Rina Herbranti di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Anna mengatakan untuk menentukan konsep atau desain JPG, Pemda DIY akan memadukan desain yang dibuat oleh tiga pemenang sayembara pada 2022.
"Ngarsa Dalem (Sultan HB X) meminta pemenang satu, dua, dan tiga hasilnya diharmonisasikan agar menjadi karya yang lebih indah dan bagus, sesuai dengan yang dibutuhkan DIY," kata dia.
Melalui DED yang akan rampung tahun ini, menurut Anna, JPG diharapkan dapat menjadi penanda budaya di DIY yang di antaranya akan birisi galeri kontemporer, Jogja masa kini, masa lalu, masa depan sekaligus menjadi ruang publik.
Sesuai permintaan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, menurut Anna, JPG nantinya akan dilengkapi penggunaan teknologi yang diharapkan mampu menyedot perhatian pengunjung Malioboro.
"Kalau DED sudah, pembahasan isi sudah, setelah itu baru kita lanjut dengan pembangunan fisik," kata dia.
JPG nantinya akan menempati bangunan cagar budaya eks Gedung DPRD DIY, lahan Teras Malioboro 2, serta lahan eks pertokoan di Jalan Perwakilan sehingga total luas lahannya mencapai 25.400 meter persegi.
Terkait dengan pemindahan aktivitas perdagangan di Jalan Perwakilan yang nantinya sebagai pintu masuk JPG, menurut dia, dipastikan seluruhnya sudah diselesaikan.
Para pedagang di kawasan itu yang merupakan tanah milik Sultan, kata dia, telah menerima untuk pindah ke Pasar Pakuncen Wirobrajan sebagai tempat relokasi.
"Mereka yang ada di Perwakilan sudah menerima pindah ke Klitikan (Pasar Pakuncen) itu tadi dan saat ini sudah mulai nengemasi barang-barang dagangan," kata dia.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Koordinasi Harmonisasi Karya Jogja Planning Gallery, Senin (16/01) di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta berharap selain menjadi sarana edukasi, JPG juga mampu memecah konsentrasi pengunjung di Jalan Malioboro.
"Harapan saya JPG ini bisa memecah konsentrasi penuhnya Malioboro. Mereka bisa masuk di ruang publik ini untuk berwisata, tidak hanya sekadar mengunjungi pertokoan dan kuliner saja, tapi ada edukasi sekaligus hiburan yang menarik bisa didapat di kawasan Jalan Malioboro," kata Sri Sultan.