Jakarta (ANTARA) - Awal Syawal 1444 Hijriah yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah kemungkinan berbeda dengan awal Syawal 1444 Hijriah yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah bertepatan dengan 23 Maret 2023, 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023, dan 10 Zulhijah 1444 Hijriah jatuh pada 28 Juni 2023.
"Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah," kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar dalam konferensi pers, Senin.
Syamsul menjelaskan bahwa Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1444 Hijriah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal berdasarkan pada posisi geometris matahari-bumi-bulan.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, ia menjelaskan, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat secara kumulatif.
Ketiga syaratnya yakni telah terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.
"Ketiga syarat tersebut telah terpenuhi dalam penetapan 1 Ramadhan 1444 Hijriah," kata Syamsul.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan warga Muslim untuk saling menghargai, menghormati, dan tasamuh atau toleransi apabila terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, Syawal, maupun Zulhijah.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah bertepatan dengan 23 Maret 2023, 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023, dan 10 Zulhijah 1444 Hijriah jatuh pada 28 Juni 2023.
"Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah," kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar dalam konferensi pers, Senin.
Syamsul menjelaskan bahwa Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1444 Hijriah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal berdasarkan pada posisi geometris matahari-bumi-bulan.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, ia menjelaskan, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat secara kumulatif.
Ketiga syaratnya yakni telah terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.
"Ketiga syarat tersebut telah terpenuhi dalam penetapan 1 Ramadhan 1444 Hijriah," kata Syamsul.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan warga Muslim untuk saling menghargai, menghormati, dan tasamuh atau toleransi apabila terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, Syawal, maupun Zulhijah.