Jakarta (ANTARA) - Dekan Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta Ahmad Suaedy mengatakan fikih peradaban tidak mudah dipahami oleh berbagai pihak, termasuk para akademisi Islam.

"Sebagai gagasan besar, fikih peradaban tidak mudah dipahami dan segera ditangkap oleh berbagai pihak termasuk para akademisi," kata Ahmad Suaedy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Guna mengenalkan fikih peradaban kepada masyarakat tersebut, Ahmad mengatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf akan menyampaikan gagasan itu supaya dapat menjadi solusi bagi sejumlah krisis dalam hubungan antarbangsa dan negara.

Presentasi mengenai gagasan fikih peradaban itu akan disampaikan Gus Yahya dalam Seminar Nasional Fikih Peradaban di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Senin (27/3).

"Forum di UIN ini hendak memberikan informasi dan pemahaman termasuk menguji pemikiran fikih peradaban. Maka, forum ini menghadirkan para ahli dan profesor, yaitu ahli geopolitik dan konflik global, ahli politik Indonesia, ahli gerakan Islam internasional, dan ahli hukum Islam," jelas Ahmad Suaedy.

Presentasi Gus Yahya mengenai gagasan fikih peradaban sebagai solusi atas sejumlah krisis dalam hubungan antarbangsa itu nantinya ditanggapi oleh sejumlah guru besar, seperti ProfAleksius Jemadu, Siti Zuhro, Noorhaidi Hasan, dan Ali Munhanif.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi Unusia harap ada pendalaman pemahaman soal fikih peradaban

Pewarta : Putu Indah Savitri
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024