Yogyakarta (ANTARA) - Program Sedekah Energi, kolaborasi antara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama perwakilan Nahdlatul Ulama, Universitas Gadjah Mada dan berbagai organisasi lain dalam MOSAIC bertujuan untuk mengajak masyarakat mendukung masjid atau tempat ibadah menjadi teladan dalam solusi permasalahan iklim.

Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah sekaligus perwakilan MOSAIC Gatot Supangkat melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin, mengatakan, MOSAIC mendorong kolaborasi kelompok muslim untuk muncul sebagai pemimpin  yang mampu menjawab tantangan dampak iklim melalui pendekatan yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman.

"Melalui program Sedekah Energi, kolaborasi ini berupaya mendorong  penggunaan energi yang tidak merusak lingkungan dan minim polusi di rumah ibadah sebagai  salah satu solusi dari permasalahan iklim," katanya disela kegiatan Tadarus Lingkungan bertema "Masjid sebagai Pelopor Solusi Iklim" di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Yogyakarta.

Menurut dia, sebagai tempat ibadah, masjid di Indonesia selain berfungsi sebagai pusat berbagai kegiatan sosial bagi masyarakat, juga berpotensi menjadi teladan dalam penyebaran kesadaran lingkungan, termasuk tentang pentingnya peralihan ke sumber energi terbarukan.
 
"Untuk itu, dibutuhkan dukungan umat muslim dan kolaborasi berbagai  lapisan masyarakat untuk mendorong masjid menjadi pelopor solusi iklim," katanya.
 
Program crowdfunding Sedekah Energi dilaksanakan dari April hingga Juni dengan tujuan  mengumpulkan dana untuk pengadaan enam unit panel surya total kapasitas 2.760 WP. Selain  memberikan panel surya, warga setempat juga mendapatkan pelatihan dan transfer pengetahuan secara intensif, sehingga dapat melakukan perawatan panel surya secara mandiri.

Program Sedekah Energi mengajak masyarakat untuk memakmurkan masjid diawali di Masjjd Al Muharram wilayah Brajan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Program ini akan membantu masjid untuk beralih ke energi terbarukan melalui pengadaan panel surya secara crowdfunding.
 
"Kepedulian kita terhadap lingkungan bisa kita awali dari masjid Al Muharram di Yogyakarta. Mari kita rapatkan barisan dengan bersedekah untuk program energi terbarukan, karena energi kebaikan  akan terus mengalir hingga di masa datang," katanya.

Founder Sedekah Sampah Masjid Al Muharram Ananto Isworo mengatakan, masjid ini berkomitmen untuk menjadi eco-masjid dan telah melakukan berbagai inisiatif lingkungan seperti menggunakan arsitektur bangunan yang ramah lingkungan, membuat sumur resapan hingga penghijauan di sekitar masjid dan program sedekah sampah.

Menurut dia, lebih dari 500 kepala keluarga akan terdampak dari pengadaan panel surya di masjid ini. "Kami sudah lama berharap memiliki panel surya. Selain untuk memenuhi prinsip eco-masjid, karena juga di desa kami masih sering mati lampu. Banyak kegiatan keislaman warga terkendala karena ini," kata Ananto.

Sementara itu, Ketua Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Abdul Gaffar Karim yang membahas tentang pandangan Islam terhadap perubahan iklim mengatakan, Al Qur’an, Sunnah, dan dalil tidak kurang-kurangnya menunjukkan betapa lingkungan sangat penting.

"Termasuk tentang problem lingkungan yang tidak terkendali seperti banjir, longsor dan dari kisah  para nabi. Sayangnya, di masyarakat kita ada celah besar di mana akhlak kepada lingkungan tidak diajarkan dengan baik, sehingga butuh koreksi kita bersama," katanya.

Pewarta : SP
Editor : Hery Sidik
Copyright © ANTARA 2024