Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI memperkuat akses layanan pemulihan pasien kanker di Indonesia melalui dukungan fasilitas radiodiagnostik, kedokteran nuklir, dan radioterapi.
"Kemenkes dan Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama untuk meningkatkan akses layanan kanker bagi masyarakat Indonesia dan global," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan bedah dan terapi sistemik, layanan radioterapi, dan kedokteran nuklir merupakan modal penting dalam diagnostik dan terapi kanker.
Menurut Budi, Indonesia berupaya keras dalam menanggulangi penyakit kanker yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi serta menimbulkan beban pembiayaan tertinggi kedua setelah penyakit jantung.
Data Globocan pada 2022 melaporkan terdapat 396.914 pasien terdiagnosa kanker di Indonesia, dengan jumlah kematian sebanyak 234.511 kasus.
Saat ini layanan radioterapi di Indonesia baru tersedia di 17 provinsi, sedangkan layanan kedokteran nuklir hanya ada di 10 provinsi di Indonesia.
Sebagai bagian upaya penanganan penyakit kanker, Menteri Kesehatan RI dan Dirjen IAEA menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk berkolaborasi dalam rencana transformasi kesehatan Indonesia dalam memperluas fasilitas radiodiagnostik, radioterapi, dan kedokteran nuklir di seluruh wilayah Indonesia.
Budi mengatakan LoI yang telah diteken mencakup kolaborasi dalam pengembangan dan implementasi peta jalan Indonesia 2023-2027 dalam rencana transformasi kesehatan untuk memperluas fasilitas radiodiagnostik, kedokteran nuklir, dan radioterapi di seluruh wilayah di Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes perkuat layanan pasien kanker dengan radioterapi
"Kemenkes dan Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama untuk meningkatkan akses layanan kanker bagi masyarakat Indonesia dan global," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan bedah dan terapi sistemik, layanan radioterapi, dan kedokteran nuklir merupakan modal penting dalam diagnostik dan terapi kanker.
Menurut Budi, Indonesia berupaya keras dalam menanggulangi penyakit kanker yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi serta menimbulkan beban pembiayaan tertinggi kedua setelah penyakit jantung.
Data Globocan pada 2022 melaporkan terdapat 396.914 pasien terdiagnosa kanker di Indonesia, dengan jumlah kematian sebanyak 234.511 kasus.
Saat ini layanan radioterapi di Indonesia baru tersedia di 17 provinsi, sedangkan layanan kedokteran nuklir hanya ada di 10 provinsi di Indonesia.
Sebagai bagian upaya penanganan penyakit kanker, Menteri Kesehatan RI dan Dirjen IAEA menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk berkolaborasi dalam rencana transformasi kesehatan Indonesia dalam memperluas fasilitas radiodiagnostik, radioterapi, dan kedokteran nuklir di seluruh wilayah Indonesia.
Budi mengatakan LoI yang telah diteken mencakup kolaborasi dalam pengembangan dan implementasi peta jalan Indonesia 2023-2027 dalam rencana transformasi kesehatan untuk memperluas fasilitas radiodiagnostik, kedokteran nuklir, dan radioterapi di seluruh wilayah di Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes perkuat layanan pasien kanker dengan radioterapi