Chicago (ANTARA) - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk sesi kedua berturut-turut, tertekan oleh dolar yang lebih kuat di tengah negosiasi untuk meningkatkan plafon utang AS guna menghindari gagal bayar yang kian mendekat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, jatuh 2,70 dolar AS atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 1.974,50 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.980,00 dolar AS dan terendah di 1.955,80 dolar AS.

Emas berjangka tergelincir 4,40 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.977,20 dolar AS pada Senin (22/5/2023), setelah terangkat 21,80 dolar AS atau 1,11 persen menjadi 1.981,60 dolar AS pada Jumat (19/5/2023), dan anjlok 25,10 dolar AS atau 1,26 persen menjadi 1.959,80 dolar AS pada Kamis (18/5/2023).

Dolar AS menguat mencapai level tertinggi dua bulan terhadap sekeranjang mata uang utama pada Selasa (23/5/2023) karena kurangnya kemajuan dalam pembicaraan mengenai peningkatan batas utang AS mengurangi selera investor untuk mengambil risiko.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya mencapai 103,65, tertinggi sejak 20 Maret, dan terakhir di 103,55.

Komentar positif dari anggota parlemen Demokrat dan Republik untuk mencapai kesepakatan potensial juga membuat permintaan safe haven untuk logam kuning terbatas, karena Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan bahwa gagal bayar AS tidak mungkin terjadi.

Sedikit kemajuan dalam pembicaraan plafon utang AS juga mengurangi daya tarik emas. Emas berjangka telah menetap di bawah level psikologis 2.000 dolar untuk sesi keenam berturut-turut.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas jatuh karena dolar menguat di tengah negosiasai plafon utang AS

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024