Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengemukakan pembelian 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 merupakan salah satu bentuk transfer teknologi untuk pilot-pilot TNI AU sebelum nantinya mereka menggunakan pesawat tempur baru Dassault Rafale.
Prabowo saat jumpa pers di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin, menjelaskan Mirage 2000-5 dan Dassault Rafale memiliki teknologi kompatibel karena keduanya dibuat oleh perusahaan yang sama, yakni Dassault Aviation dari Prancis.
"Mirage 2000-5 ini sangat canggih dan teknologinya hampir sama, istilahnya sangat kompatibel dengan Rafale. Berarti ini bisa dikatakan proses penyesuaian pilot-pilot kita dengan teknologi menuju Rafale. ToT (transfer teknologi)-nya karena ini bukan pesawat yang baru, pertama kita punya penerbang dan kru maintenance (pemeliharaan) belajar dengan teknologi ini," kata Prabowo menanggapi soal transfer teknologi dari pembelian Mirage 2000-5.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan membeli 12 unit Mirage 2000-5 beserta perangkat pendukungnya dari Qatar dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU yang diteken pada 31 Januari 2023. Sebanyak 12 unit pesawat itu merupakan pesawat tempur bekas dari Angkatan Udara Qatar.
Prabowo menjelaskan alasan membeli pesawat tempur itu karena proses pengirimannya yang cepat dan masa jam terbangnya masih relatif rendah. Pengiriman yang cepat dibutuhkan oleh Indonesia untuk memastikan kesiapan tempur TNI AU dan menjaga pertahanan udara Indonesia saat beberapa pesawat tempur TNI AU menjalani peremajaan (refurbishment).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menhan: Pembelian Mirage 2000-5 penyesuaian menuju Rafale
Prabowo saat jumpa pers di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin, menjelaskan Mirage 2000-5 dan Dassault Rafale memiliki teknologi kompatibel karena keduanya dibuat oleh perusahaan yang sama, yakni Dassault Aviation dari Prancis.
"Mirage 2000-5 ini sangat canggih dan teknologinya hampir sama, istilahnya sangat kompatibel dengan Rafale. Berarti ini bisa dikatakan proses penyesuaian pilot-pilot kita dengan teknologi menuju Rafale. ToT (transfer teknologi)-nya karena ini bukan pesawat yang baru, pertama kita punya penerbang dan kru maintenance (pemeliharaan) belajar dengan teknologi ini," kata Prabowo menanggapi soal transfer teknologi dari pembelian Mirage 2000-5.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan membeli 12 unit Mirage 2000-5 beserta perangkat pendukungnya dari Qatar dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU yang diteken pada 31 Januari 2023. Sebanyak 12 unit pesawat itu merupakan pesawat tempur bekas dari Angkatan Udara Qatar.
Prabowo menjelaskan alasan membeli pesawat tempur itu karena proses pengirimannya yang cepat dan masa jam terbangnya masih relatif rendah. Pengiriman yang cepat dibutuhkan oleh Indonesia untuk memastikan kesiapan tempur TNI AU dan menjaga pertahanan udara Indonesia saat beberapa pesawat tempur TNI AU menjalani peremajaan (refurbishment).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menhan: Pembelian Mirage 2000-5 penyesuaian menuju Rafale