Manado (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, mencatat sebanyak 31 kali gempa guguran Gunung Karangetang, Kamis pagi.
"Sebanyak 31 kali gempa guguran tersebut, terjadi pada pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita. Amplitudo gempa guguran terekam antara tiga milimeter hingga 25 milimeter dengan durasi antara 39-327 detik," kata Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado, Kamis.
Selain itu, juga terekam tremor menerus (microtremor) dengan amplitudo 0,5 milimeter hingga tiga milimeter, dominan dua milimeter. "Hingga kini statusnya masih siaga level III," ujarnya.
Dia mengatakan secara visual gunung tampak tertutup kabut dan hanya terdengar gemuruh guguran lava yang meluncur.
Pos PGA, kata dia, mengimbau warga mematuhi radius bahaya 2,5 kilometer dari puncak kawah serta radius 3,5 kilometer sektoral.
Meskipun relatif terjadinya penurunan aktivitas guguran lava, masyarakat diharapkan tetap mewaspadai potensi terjadinya awan panas guguran akibat material vulkanik yang menumpuk di puncak kawah.
"Itu potensi ancaman yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Ini butuh kewaspadaan dari warga yang tinggal di lereng ataupun sekitar kali atau sungai yang memiliki hulu dari puncak kawah," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pos PGA: 31 kali gempa guguran terjadi di Gunung Karangetang Kamis
"Sebanyak 31 kali gempa guguran tersebut, terjadi pada pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita. Amplitudo gempa guguran terekam antara tiga milimeter hingga 25 milimeter dengan durasi antara 39-327 detik," kata Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado, Kamis.
Selain itu, juga terekam tremor menerus (microtremor) dengan amplitudo 0,5 milimeter hingga tiga milimeter, dominan dua milimeter. "Hingga kini statusnya masih siaga level III," ujarnya.
Dia mengatakan secara visual gunung tampak tertutup kabut dan hanya terdengar gemuruh guguran lava yang meluncur.
Pos PGA, kata dia, mengimbau warga mematuhi radius bahaya 2,5 kilometer dari puncak kawah serta radius 3,5 kilometer sektoral.
Meskipun relatif terjadinya penurunan aktivitas guguran lava, masyarakat diharapkan tetap mewaspadai potensi terjadinya awan panas guguran akibat material vulkanik yang menumpuk di puncak kawah.
"Itu potensi ancaman yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Ini butuh kewaspadaan dari warga yang tinggal di lereng ataupun sekitar kali atau sungai yang memiliki hulu dari puncak kawah," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pos PGA: 31 kali gempa guguran terjadi di Gunung Karangetang Kamis