Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Tim Pencarian dan Penyelamatan Satuan Perlindungan Masyarakat setempat siaga menghadapi munculnya ubur-ubur di sepanjang pantai selatan di wilayah ini untuk mengantisipasi melukai wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Oneng Windu Wardhana di Gunungkidul, Senin, mengatakan berdasarkan informasi dari SAR Satlinmas, di Pantai Parangtritis Kabupaten Bantul terjadi pengunjung tersengat ubur-ubur.
Dari SAR Satlinmas Wilayah 2 Gunungkidul menyampaikan bahwa pantai di Gunungkidul, ubur-ubur/impes memang sudah ada di tengah laut, tapi sampai hari ini hari belum ada yang tertiup angin ke pantai, mudah-mudahan tidak minggir.
"Kami mengantisipasinya dengan kesiap-siagakan anggota SAR Satlinmas di setiap pantai dengan menyiapkan obat berupa cuka," kata Oneng Windu.
Ia juga mengimbau kepada wisatawan untuk berhati-hati ketika bermain di perairan pantai.
"Kami siaga untuk kemunculan ubur-ubur ini," katanya.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono mengatakan kemunculan ubur-ubur kali ini cenderung minim.
"Kali ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, hanya 1-2 ekor yang terpantau," katanya.
Menurut Marjono, curah hujan di bulan Juli lalu turut berpengaruh. Hal itu membuat ubur-ubur atau biasa disebut impes yang muncul ke permukaan laut jadi berkurang.
Meski begitu, ia tetap meminta wisatawan di pesisir selatan Gunungkidul tetap waspada. Pasalnya, potensi kemunculan ubur-ubur atau biasa disebut impes ini tetap ada.
"Apalagi di akhir Agustus kemungkinan suhunya jadi lebih dingin, biasanya ubur-ubur bisa muncul sampai pertengahan September," kata Marjono.
Kemunculan ubur-ubur di musim kemarau disebabkan oleh suhu dingin di perairan selatan. Hewan ini pun mencari area yang lebih hangat untuk bertahan.
Hewan laut ini berbentuk seperti gelembung berwarna kebiruan. Wisatawan diminta tidak menyentuh hewan ini jika menemukan. Sebab di bawah gelembung tersebut ada tentakel yang bisa menyengat.
"Jika terkena sengatannya, kulit terasa panas bahkan sesak napas jika terlambat ditangani," kata Marjono.
Penanganan pertama yang bisa dilakukan adalah menyiram bekas sengatan dengan air tawar dan diolesi cuka. Tim SAR pun juga sudah menyiapkan obat-obatan untuk penanganan.
Marjono mengatakan sepanjang Juli-Agustus 2023 ini sudah 10 wisatawan yang tersengat ubur-ubur.
"Lokasinya mulai dari kawasan Pantai Kukup hingga Pantai Pulang Syawal," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Oneng Windu Wardhana di Gunungkidul, Senin, mengatakan berdasarkan informasi dari SAR Satlinmas, di Pantai Parangtritis Kabupaten Bantul terjadi pengunjung tersengat ubur-ubur.
Dari SAR Satlinmas Wilayah 2 Gunungkidul menyampaikan bahwa pantai di Gunungkidul, ubur-ubur/impes memang sudah ada di tengah laut, tapi sampai hari ini hari belum ada yang tertiup angin ke pantai, mudah-mudahan tidak minggir.
"Kami mengantisipasinya dengan kesiap-siagakan anggota SAR Satlinmas di setiap pantai dengan menyiapkan obat berupa cuka," kata Oneng Windu.
Ia juga mengimbau kepada wisatawan untuk berhati-hati ketika bermain di perairan pantai.
"Kami siaga untuk kemunculan ubur-ubur ini," katanya.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono mengatakan kemunculan ubur-ubur kali ini cenderung minim.
"Kali ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, hanya 1-2 ekor yang terpantau," katanya.
Menurut Marjono, curah hujan di bulan Juli lalu turut berpengaruh. Hal itu membuat ubur-ubur atau biasa disebut impes yang muncul ke permukaan laut jadi berkurang.
Meski begitu, ia tetap meminta wisatawan di pesisir selatan Gunungkidul tetap waspada. Pasalnya, potensi kemunculan ubur-ubur atau biasa disebut impes ini tetap ada.
"Apalagi di akhir Agustus kemungkinan suhunya jadi lebih dingin, biasanya ubur-ubur bisa muncul sampai pertengahan September," kata Marjono.
Kemunculan ubur-ubur di musim kemarau disebabkan oleh suhu dingin di perairan selatan. Hewan ini pun mencari area yang lebih hangat untuk bertahan.
Hewan laut ini berbentuk seperti gelembung berwarna kebiruan. Wisatawan diminta tidak menyentuh hewan ini jika menemukan. Sebab di bawah gelembung tersebut ada tentakel yang bisa menyengat.
"Jika terkena sengatannya, kulit terasa panas bahkan sesak napas jika terlambat ditangani," kata Marjono.
Penanganan pertama yang bisa dilakukan adalah menyiram bekas sengatan dengan air tawar dan diolesi cuka. Tim SAR pun juga sudah menyiapkan obat-obatan untuk penanganan.
Marjono mengatakan sepanjang Juli-Agustus 2023 ini sudah 10 wisatawan yang tersengat ubur-ubur.
"Lokasinya mulai dari kawasan Pantai Kukup hingga Pantai Pulang Syawal," katanya.