Kulon Progo, DIY (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) bawang merah seluas 10 hektare di Bulak Srikayangan.
Pelaksana Tugas Kepala DPP Kulon Progo Trenggono di Kulon Progo, DIY, Rabu, mengatakan gerakan pengendalian OPT bawang merah dilaksanakan secara preemtif dengan menggunakan APH ( PGPR, Paini, Bacillus) dan insektisida metarizep.
"Gerakan ini dalam rangka pengamanan bantuan bawang merah seluas 10 hektare di Kampung Hortikultura Srikayangan," katanya.
Ia mengatakan gerakan pengendalian OPT ini, mengakses dari bantuan APBN, fasilitas yang didapatkan satu tangki sprayer, 10 cangkul, likat kuning, APH (PGPR, paini serta Bacillus).
Gerakan pengendalian OPT di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Makmur di Desa/Kalurahan Srikayangan pada Rabu ini, dilaksanakan dengan APH dan pemasangan likat kuning di pertanaman bawang merah seluas 10 hektare dan umur tanaman 30-35 hari.
"Gerakan pengendalian dilakukan dengan penyemprotan agensia pengendali hayati (PGPR, Paini, bacillus serta Bebas), yang bertujuan untuk pencegah/pengendalian hama ulat bawang merah, serta pencegahan dan pengendalian penyakit embun tepung, altenaria porri serta antraknosa," katanya.
Trenggono juga mengatakan pemasangan likat kuning bertujuan untuk merangkap klaper calon dari ulat bawang merah.
"Gerakan pengendalian OPT berjalan dengan baik dan selanjutnya harapan tanaman bawang merah bagus, produksi meningkat, serta harga jual bagus," katanya.
Lebih lanjut, Trenggono mengatakan hingga saat ini total luas tanam bawang merah di Kapanewon/Kecamatan Sentolo mencapai 250 hektare dengan luas tanam terbesar berada di Kalurahan Srikayangan yaitu 180 hektare.
Produktivitas bawang merah di Kapanewon Sentolo hingga Juli 2023 mencapai 9,8 ton per hektare. Selain di Srikayangan, budi daya bawang merah juga dilakukan di Kalurahan Demangrejo, Tuksono, Sukoreno, dan Salamrejo.
"Masyarakat di Bulak Srikayangan melakukan penanaman bawang merah secara serentak mulai Agustus dan diperkirakan panen raya di Oktober 2023," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala DPP Kulon Progo Trenggono di Kulon Progo, DIY, Rabu, mengatakan gerakan pengendalian OPT bawang merah dilaksanakan secara preemtif dengan menggunakan APH ( PGPR, Paini, Bacillus) dan insektisida metarizep.
"Gerakan ini dalam rangka pengamanan bantuan bawang merah seluas 10 hektare di Kampung Hortikultura Srikayangan," katanya.
Ia mengatakan gerakan pengendalian OPT ini, mengakses dari bantuan APBN, fasilitas yang didapatkan satu tangki sprayer, 10 cangkul, likat kuning, APH (PGPR, paini serta Bacillus).
Gerakan pengendalian OPT di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Makmur di Desa/Kalurahan Srikayangan pada Rabu ini, dilaksanakan dengan APH dan pemasangan likat kuning di pertanaman bawang merah seluas 10 hektare dan umur tanaman 30-35 hari.
"Gerakan pengendalian dilakukan dengan penyemprotan agensia pengendali hayati (PGPR, Paini, bacillus serta Bebas), yang bertujuan untuk pencegah/pengendalian hama ulat bawang merah, serta pencegahan dan pengendalian penyakit embun tepung, altenaria porri serta antraknosa," katanya.
Trenggono juga mengatakan pemasangan likat kuning bertujuan untuk merangkap klaper calon dari ulat bawang merah.
"Gerakan pengendalian OPT berjalan dengan baik dan selanjutnya harapan tanaman bawang merah bagus, produksi meningkat, serta harga jual bagus," katanya.
Lebih lanjut, Trenggono mengatakan hingga saat ini total luas tanam bawang merah di Kapanewon/Kecamatan Sentolo mencapai 250 hektare dengan luas tanam terbesar berada di Kalurahan Srikayangan yaitu 180 hektare.
Produktivitas bawang merah di Kapanewon Sentolo hingga Juli 2023 mencapai 9,8 ton per hektare. Selain di Srikayangan, budi daya bawang merah juga dilakukan di Kalurahan Demangrejo, Tuksono, Sukoreno, dan Salamrejo.
"Masyarakat di Bulak Srikayangan melakukan penanaman bawang merah secara serentak mulai Agustus dan diperkirakan panen raya di Oktober 2023," katanya.