Yogyakarta (ANTARA) - Teknologi tidak akan menggantikan profesi akuntansi secara penuh, melainkan hanya berperan sebagai alat bantu proses bisnis dan proses akuntansi, dengan segala kelebihan dan kelemahan yang ada di balik teknologi, kata Direktur Politeknik YKPN Yogyakarta Drs Sururi MBA, Ak, CA, CPA.
"Teknologi memang menawarkan sejumlah keunggulan, terutama dalam manajemen big data, tetapi dibalik keunggulan teknologi terdapat potensi kejahatan keuangan yang jauh lebih membahayakan dibanding kejahatan keuangan konvensional," kata Sururi pada wisuda 128 Ahli Madya Akuntansi lulusan Program D3 Akuntansi Politeknik YKPN Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, teknologi juga tidak menjamin konsistensi validitas input, process, dan output, karena sehebat apapun teknologi, akan tetap ada potensi bug, intruder, hacker, fraud, dan beragam bentuk problem teknolgi yang lain.
Pada kasus kejahatan keuangan dengan teknologi, yang skalanya bisa masif, kata Sururi, profesi akuntansi memiliki peran strategis untuk melakukan pencegahan dan investigasi, karena akuntanlah yang memahami anatomi olah data keuangan dan mampu melaksanakan tugas investigasi.
"Tanpa peran akuntan kejahatan melalui teknologi yang skalanya bisa masif, kemungkinan akan menjadi kotak hitam yang tidak bisa diinvestigasi bentuk kesalahan dan kecurangan yang ada di dalamnya," katanya.
Ia mengatakan bahwa jika profesi akuntansi bisa tergantikan oleh teknologi secara penuh, maka konsekuensinya tidak akan diperlukan lagi BPK, BPKP, komite audit, internal auditor, auditor forensik, konsultan pajak, konsultan manajemen keuangan, serta profesi lain yang menuntut kompetensi akuntansi, dan hal ini sangat tidak mungkin, karena ada sejumlah kelemahan dan risiko dibalik penggunaan teknologi.
Karakter manusia dan juga organisasi adalah melakukan kesalahan dan bertindak curang, baik secara konvensional maupun melalui teknologi, dan semua bentuk kesalahan dan kecurangan pasti akan berujung ke masalah keuangan dan akuntansi, dan solusinya adalah peran aktif dan strategis profesi akuntansi untuk mengatasinya.
"Oleh sebab itu, selamat kepada para wisudawan Politeknik YKPN, yang telah memilih program studi dan profesi akuntansi untuk bekal hidup dan perjalanan karir ke depan. Mind set sebagai seorang ahli akuntansi akan sangat diperlukan di manapun dan pada posisi apapun peran di organisasi dan bisnis yang akan saudara jalani," kata Sururi.
Politeknik YKPN mewisuda 128 Ahli Madya Akuntansi lulusan Program D3 Akuntansi. Politeknik YKPN adalah hasil transformasi dari Akademi Akuntansi YKPN, yang sampai dengan wisuda hari ini jumlah lulusannya telah mencapai 19.104 orang, serta mampu mewujudkan sukses karir dalam berbagai bidang usaha, profesi, dan jabatan, baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional.
Keberhasilan Politeknik YKPN dalam menjaga eksistensinya hingga saat ini, yang telah mencapai usia 53 tahun sejak didirikan pada 22 Maret 1970, tidak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap Politeknik YKPN, yang terbangun melalui tiga pilar utama yang saling berkaitan erat, yaitu kualitas lulusan, kecepatan lulusan dalam mendapatkan pekerjaan pertama, dan kepercayaan industri terhadap lulusannya.
Transformasi dari Akademi Akuntansi YKPN menjadi Politeknik YKPN adalah dalam rangka merespons kepercayaan dan dinamika lingkungan industri yang bergerak sangat dinamik. Pada saat ini pemerintah sedang memberikan prioritas pada kemajuan pendidikan vokasi, yaitu pendidikan yang mengutamakan pembentukan kompetensi keterampilan praktik, bukan sebatas pada pembentukan kompetensi teoretis dan konseptual.
"Dalam konteks pendidikan vokasi, politeknik adalah sama dan setara dengan universitas, tetapi untuk pendidikan vokasi, yaitu pendidikan yang lebih berorientasi pada pembekalan kompetensi praktik," kata Sururi.
Untuk memastikan pencapaian visi dan misi, kualitas pengelolaan institusi dan program studi menjadi perhatian utama, dan telah diwujudkan melalui pencapaian akreditasi, yaitu Akreditasi Unggul untuk institusi, Akreditasi A untuk Program Studi D3 Akuntansi, dan Akreditasi Baik untuk dua program studi baru, yaitu Sarjana Terapan Akuntansi Perpajakan dan Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik.
Sururi memgemukakan bahwa pada saat ini Politeknik YKPN berkonsentrasi pada perluasan program studi unggulan yang telah dibangun selama 50 tahun lebih, yaitu Program Studi D3 Akuntansi, diperluas dengan program sarjana terapan akuntansi perpajakan dan sarjana terapan akuntansi sektor publik. Program studi di luar akuntansi akan menjadi prioritas berikutnya.
"Profesi akuntansi adalah profesi yang abadi, karena apapun bentuk bisnis dan organisasinya, seluruh kegiatannya akan selalu berhubungan dengan masalah keuangan atau masalah akuntansi, mulai dari perencanaan, peranggaran, pertanggungjawaban, perpajakan, hingga pengauditan," katanya.
"Teknologi memang menawarkan sejumlah keunggulan, terutama dalam manajemen big data, tetapi dibalik keunggulan teknologi terdapat potensi kejahatan keuangan yang jauh lebih membahayakan dibanding kejahatan keuangan konvensional," kata Sururi pada wisuda 128 Ahli Madya Akuntansi lulusan Program D3 Akuntansi Politeknik YKPN Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, teknologi juga tidak menjamin konsistensi validitas input, process, dan output, karena sehebat apapun teknologi, akan tetap ada potensi bug, intruder, hacker, fraud, dan beragam bentuk problem teknolgi yang lain.
Pada kasus kejahatan keuangan dengan teknologi, yang skalanya bisa masif, kata Sururi, profesi akuntansi memiliki peran strategis untuk melakukan pencegahan dan investigasi, karena akuntanlah yang memahami anatomi olah data keuangan dan mampu melaksanakan tugas investigasi.
"Tanpa peran akuntan kejahatan melalui teknologi yang skalanya bisa masif, kemungkinan akan menjadi kotak hitam yang tidak bisa diinvestigasi bentuk kesalahan dan kecurangan yang ada di dalamnya," katanya.
Ia mengatakan bahwa jika profesi akuntansi bisa tergantikan oleh teknologi secara penuh, maka konsekuensinya tidak akan diperlukan lagi BPK, BPKP, komite audit, internal auditor, auditor forensik, konsultan pajak, konsultan manajemen keuangan, serta profesi lain yang menuntut kompetensi akuntansi, dan hal ini sangat tidak mungkin, karena ada sejumlah kelemahan dan risiko dibalik penggunaan teknologi.
Karakter manusia dan juga organisasi adalah melakukan kesalahan dan bertindak curang, baik secara konvensional maupun melalui teknologi, dan semua bentuk kesalahan dan kecurangan pasti akan berujung ke masalah keuangan dan akuntansi, dan solusinya adalah peran aktif dan strategis profesi akuntansi untuk mengatasinya.
"Oleh sebab itu, selamat kepada para wisudawan Politeknik YKPN, yang telah memilih program studi dan profesi akuntansi untuk bekal hidup dan perjalanan karir ke depan. Mind set sebagai seorang ahli akuntansi akan sangat diperlukan di manapun dan pada posisi apapun peran di organisasi dan bisnis yang akan saudara jalani," kata Sururi.
Politeknik YKPN mewisuda 128 Ahli Madya Akuntansi lulusan Program D3 Akuntansi. Politeknik YKPN adalah hasil transformasi dari Akademi Akuntansi YKPN, yang sampai dengan wisuda hari ini jumlah lulusannya telah mencapai 19.104 orang, serta mampu mewujudkan sukses karir dalam berbagai bidang usaha, profesi, dan jabatan, baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional.
Keberhasilan Politeknik YKPN dalam menjaga eksistensinya hingga saat ini, yang telah mencapai usia 53 tahun sejak didirikan pada 22 Maret 1970, tidak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap Politeknik YKPN, yang terbangun melalui tiga pilar utama yang saling berkaitan erat, yaitu kualitas lulusan, kecepatan lulusan dalam mendapatkan pekerjaan pertama, dan kepercayaan industri terhadap lulusannya.
Transformasi dari Akademi Akuntansi YKPN menjadi Politeknik YKPN adalah dalam rangka merespons kepercayaan dan dinamika lingkungan industri yang bergerak sangat dinamik. Pada saat ini pemerintah sedang memberikan prioritas pada kemajuan pendidikan vokasi, yaitu pendidikan yang mengutamakan pembentukan kompetensi keterampilan praktik, bukan sebatas pada pembentukan kompetensi teoretis dan konseptual.
"Dalam konteks pendidikan vokasi, politeknik adalah sama dan setara dengan universitas, tetapi untuk pendidikan vokasi, yaitu pendidikan yang lebih berorientasi pada pembekalan kompetensi praktik," kata Sururi.
Untuk memastikan pencapaian visi dan misi, kualitas pengelolaan institusi dan program studi menjadi perhatian utama, dan telah diwujudkan melalui pencapaian akreditasi, yaitu Akreditasi Unggul untuk institusi, Akreditasi A untuk Program Studi D3 Akuntansi, dan Akreditasi Baik untuk dua program studi baru, yaitu Sarjana Terapan Akuntansi Perpajakan dan Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik.
Sururi memgemukakan bahwa pada saat ini Politeknik YKPN berkonsentrasi pada perluasan program studi unggulan yang telah dibangun selama 50 tahun lebih, yaitu Program Studi D3 Akuntansi, diperluas dengan program sarjana terapan akuntansi perpajakan dan sarjana terapan akuntansi sektor publik. Program studi di luar akuntansi akan menjadi prioritas berikutnya.
"Profesi akuntansi adalah profesi yang abadi, karena apapun bentuk bisnis dan organisasinya, seluruh kegiatannya akan selalu berhubungan dengan masalah keuangan atau masalah akuntansi, mulai dari perencanaan, peranggaran, pertanggungjawaban, perpajakan, hingga pengauditan," katanya.