Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lubuklinggau merilis buku “Batik Durian Lubuklinggau” di Jakarta, Minggu, untuk memperkaya khazanah batik Nusantara.

“Buku ini semoga bisa jadi awal untuk mengenalkan dan membuka mata agar publik dapat memahami keberadaan batik durian Lubuklinggau di antara batik-batik nusantara," ujar Ketua TP-PKK dan Dekranasda Lubuklinggau, Yetti Oktarina.

Seperti namanya, buku berjenis coffee table book itu menceritakan satu dekade perjalanan Batik bermotif durian yang kini menjadi ciri khas kota paling barat dari provinsi Sumatera Selatan, Lubuklinggau.

Terdiri atas 13 bab, buku ini diharapkan tidak hanya membuat pembaca mengenal lebih dalam tentang Batik Durian Lubuklinggau, namun juga turut bangga akan batik nusantara yang semakin kaya dan beragam, termasuk kisah di baliknya.

Pada kesempatan yang sama, penulis buku Rai Rahman Indra mengatakan bahwa buku ini diluncurkan tidak hanya sekadar mengenalkan wastra yang tergolong baru di antara batik khas daerah lainnya, namun juga menjadi literasi terhadap kekayaan intelektual milik Indonesia.

“Batik diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Indonesia, namun hingga saat ini kalau kita cari buku tentang batik, itu sangat sedikit sekali, kita bangga dengan batik tapi kita tidak punya literasi tentang batik yang cukup,” kata Rai.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Buku "Batik Durian Lubuklinggau" perkaya khazanah batik Nusantara


Pewarta : Pamela Sakina
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024