Bantul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperbarui stok potret destinasi wisata daerah ini melalui lomba fotografi pariwisata bertajuk "Pesona Desa Wisata Bantul" yang hingga Jumat (20/10) sudah masuk sebanyak 200 karya dari sekitar 80 peserta.
"Lomba foto ini karena kami harus memperbanyak stok gambar termasuk update gambar destinasi di Bantul. Jadi lomba ini salah satunya adalah kami mensyaratkan peserta mengirim karya karya foto pilihan, dan yang bersifat wajib," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Jumat.
Menurut dia, dari sekitar 200 karya foto destinasi wisata Bantul itu, kemudian diambil 45 karya yang menjadi nominasi untuk dipamerkan di kawasan wisata Pantai Gua Cemara, agar gambar terkini pesona desa wisata makin dikenal masyarakat luas.
"Tentu harapannya foto-foto yang baik ini jadi bahan publikasi bagi pariwisata di Bantul, nanti kamj cetak untuk pembuatan 'banner' lalu men-display informasi yang ada di laman media sosial tentu kita butuh 'update'," katanya.
Dengan demikian, kata dia, masyarakat tidak kecewa ketika melihat potret terkini objek wisata Bantul, karena bisa jadi foto yang dipajang di media sosial tersebut sudah beberapa tahun lalu, dulu bagus tetapi kondisi sekarang sudah beda.
"Sehingga kami gelar biar ada update kondisi destinasi di Bantul, sekaligus mewadahi teman teman fotografer menyalurkan bakatnya kami berikan penghargaan, tetapi Dinas Pariwisata punya harapan ada keuntungan dengan mendapatkan gambar gambar terbaik untuk bahan promosi dan publikasi," katanya.
Dia mengatakan, dipilihnya pesona desa wisata dalam tema lomba fotografi tersebut karena pada tahun ini pihaknya fokus pada pengembangan desa wisata yang merupakan pariwisata berbasis komunitas atau community based tourism (CBT).
"Kenapa desa wisata perlu kami angkat, karena di Kabupaten Bantul ini desa wisata menjadi salah satu roh pengembangan ekonomi berbasis masyarakat, jadi desa wisata merupakan bentuk aktivitas masyarakat yang mengolaborasikan berbagai potensi yang ada," katanya.
Dia mengatakan, baik seni, budaya dan alam termasuk sejarah edukasi dan sebagainya yang ada di perdesaan tersebut bisa dipromosikan melalui desa wisata.
"Sehingga keberadaan desa wisata yang sehat akan menjadi satu bentuk pembangunan ekonomi yang kuat bagi masyarakat terutama di kawasan pariwisata berbasis komunitas itu," katanya.
"Lomba foto ini karena kami harus memperbanyak stok gambar termasuk update gambar destinasi di Bantul. Jadi lomba ini salah satunya adalah kami mensyaratkan peserta mengirim karya karya foto pilihan, dan yang bersifat wajib," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Jumat.
Menurut dia, dari sekitar 200 karya foto destinasi wisata Bantul itu, kemudian diambil 45 karya yang menjadi nominasi untuk dipamerkan di kawasan wisata Pantai Gua Cemara, agar gambar terkini pesona desa wisata makin dikenal masyarakat luas.
"Tentu harapannya foto-foto yang baik ini jadi bahan publikasi bagi pariwisata di Bantul, nanti kamj cetak untuk pembuatan 'banner' lalu men-display informasi yang ada di laman media sosial tentu kita butuh 'update'," katanya.
Dengan demikian, kata dia, masyarakat tidak kecewa ketika melihat potret terkini objek wisata Bantul, karena bisa jadi foto yang dipajang di media sosial tersebut sudah beberapa tahun lalu, dulu bagus tetapi kondisi sekarang sudah beda.
"Sehingga kami gelar biar ada update kondisi destinasi di Bantul, sekaligus mewadahi teman teman fotografer menyalurkan bakatnya kami berikan penghargaan, tetapi Dinas Pariwisata punya harapan ada keuntungan dengan mendapatkan gambar gambar terbaik untuk bahan promosi dan publikasi," katanya.
Dia mengatakan, dipilihnya pesona desa wisata dalam tema lomba fotografi tersebut karena pada tahun ini pihaknya fokus pada pengembangan desa wisata yang merupakan pariwisata berbasis komunitas atau community based tourism (CBT).
"Kenapa desa wisata perlu kami angkat, karena di Kabupaten Bantul ini desa wisata menjadi salah satu roh pengembangan ekonomi berbasis masyarakat, jadi desa wisata merupakan bentuk aktivitas masyarakat yang mengolaborasikan berbagai potensi yang ada," katanya.
Dia mengatakan, baik seni, budaya dan alam termasuk sejarah edukasi dan sebagainya yang ada di perdesaan tersebut bisa dipromosikan melalui desa wisata.
"Sehingga keberadaan desa wisata yang sehat akan menjadi satu bentuk pembangunan ekonomi yang kuat bagi masyarakat terutama di kawasan pariwisata berbasis komunitas itu," katanya.