Sleman (ANTARA) - Kementerian Pertanian meresmikan nursery (penyemaian) untuk bawang merah dan cabai dengan teknologi "soil block" dan bangsal pascapanen di Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.
Peresmian ini juga sebagai upaya menyukseskan program strategi nasional yaitu mewujudkan ketahanan pangan yang mandiri.
Peresmian nursery dilakukan oleh Pelaksana harian (Plh) Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Andi Muhammad Idil Fitri didampingi Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo yang ditandai dengan pengguntingan pita.
Dirjen Hortikultura dalam sambutannya yang dibacakan Plh Dirjen Hortikultura Andi Muhammad Idil Fitri menyampaikan bahwa peresmian nursery dan bangsal pascapanen dilakukan secara serentak di tujuh wilayah dan dipusatkan di Kapanewon Kalasan, Sleman.
Menurut dia, pengembangan Nursery sayuran ini merupakan salah satu gebrakan baru yang ditempuh Direktorat Jenderal Hortikultura dalam mengantisipasi dan mengendalikan inflasi terutama yang dipicu oleh fluktuasi harga cabai dan bawang merah.
Upaya tersebut dilakukan melalui fasilitasi bangunan green house lengkap dengan sarana pendukungnya dan menggunakan teknologi soilblock.
"Teknologi ini sebenarnya sudah cukup lama diperkenalkan dan dikembangkan, namun baru pada akhir-akhir ini disosialisasikan secara masif. Teknologi tepat guna ini memungkinkan produksi semaian benih dilakukan secara lebih cepat, efektif dan efisien," katanya.
Ia berharap nursery yang dibangun di Kabupaten Sleman mampu mendukung penyediaan benih untuk memperkuat stok lapang cabai serta memacu peningkatan produksi bawang merah di wilayah Sleman.
Adapun bantuan Kementerian Pertanian yang diberikan di wilayah Kabupaten Sleman yaitu kepada Kelompok Tani "Tani Rukun" Tirtomartani Kalasan mendapatkan bantuan berupa pembangunan nursery untuk bawang merah dan cabai senilai Rp350 juta.
Bantuan hibah juga diberikan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tirto Sembodo, Tirtomartani, Kalasan senilai Rp412,15 juta berupa sarana pengolahan, sarana pascapanen dan bangsal pascapanen dan pengolahan komoditas bawang merah.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan teriamakasihnya atas pendampingan dari Kementerian Pertanian dalam kegiatan nurseri aneka sayuran dengan teknologi soil block ini.
"Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan hortikultura di Kabupaten Sleman dan meningkatkan kesejahteraan petani di Sleman," katanya.
Kustini mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan telah melakukan berbagai upaya untuk kemajuan pembangunan pertanian, salah satunya melalui pengembangan komoditas hortikultura dan perkebunan.
"Upaya peningkatan kualitas/ daya saing produk hortikultura dan pengurangan (Losses) pada hasil panen hortikultura dilakukan melalui pendampingan petani, dukungan sarana prasarana pascapanen, sarana prasarana pengolahan dan fasilitasi penerapan jaminan mutu hortikultura," katanya.
Ia mengatakan, dengan adanya dukungan tersebut, diharapkan adanya peningkatan nilai tambah produk dan pendapatan yang diterima pelaku usaha hortikultura.
Peresmian ini juga sebagai upaya menyukseskan program strategi nasional yaitu mewujudkan ketahanan pangan yang mandiri.
Peresmian nursery dilakukan oleh Pelaksana harian (Plh) Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Andi Muhammad Idil Fitri didampingi Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo yang ditandai dengan pengguntingan pita.
Dirjen Hortikultura dalam sambutannya yang dibacakan Plh Dirjen Hortikultura Andi Muhammad Idil Fitri menyampaikan bahwa peresmian nursery dan bangsal pascapanen dilakukan secara serentak di tujuh wilayah dan dipusatkan di Kapanewon Kalasan, Sleman.
Menurut dia, pengembangan Nursery sayuran ini merupakan salah satu gebrakan baru yang ditempuh Direktorat Jenderal Hortikultura dalam mengantisipasi dan mengendalikan inflasi terutama yang dipicu oleh fluktuasi harga cabai dan bawang merah.
Upaya tersebut dilakukan melalui fasilitasi bangunan green house lengkap dengan sarana pendukungnya dan menggunakan teknologi soilblock.
"Teknologi ini sebenarnya sudah cukup lama diperkenalkan dan dikembangkan, namun baru pada akhir-akhir ini disosialisasikan secara masif. Teknologi tepat guna ini memungkinkan produksi semaian benih dilakukan secara lebih cepat, efektif dan efisien," katanya.
Ia berharap nursery yang dibangun di Kabupaten Sleman mampu mendukung penyediaan benih untuk memperkuat stok lapang cabai serta memacu peningkatan produksi bawang merah di wilayah Sleman.
Adapun bantuan Kementerian Pertanian yang diberikan di wilayah Kabupaten Sleman yaitu kepada Kelompok Tani "Tani Rukun" Tirtomartani Kalasan mendapatkan bantuan berupa pembangunan nursery untuk bawang merah dan cabai senilai Rp350 juta.
Bantuan hibah juga diberikan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tirto Sembodo, Tirtomartani, Kalasan senilai Rp412,15 juta berupa sarana pengolahan, sarana pascapanen dan bangsal pascapanen dan pengolahan komoditas bawang merah.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan teriamakasihnya atas pendampingan dari Kementerian Pertanian dalam kegiatan nurseri aneka sayuran dengan teknologi soil block ini.
"Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan hortikultura di Kabupaten Sleman dan meningkatkan kesejahteraan petani di Sleman," katanya.
Kustini mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan telah melakukan berbagai upaya untuk kemajuan pembangunan pertanian, salah satunya melalui pengembangan komoditas hortikultura dan perkebunan.
"Upaya peningkatan kualitas/ daya saing produk hortikultura dan pengurangan (Losses) pada hasil panen hortikultura dilakukan melalui pendampingan petani, dukungan sarana prasarana pascapanen, sarana prasarana pengolahan dan fasilitasi penerapan jaminan mutu hortikultura," katanya.
Ia mengatakan, dengan adanya dukungan tersebut, diharapkan adanya peningkatan nilai tambah produk dan pendapatan yang diterima pelaku usaha hortikultura.