Makassar (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan penyaluran Program Bantuan Pangan Tahun 2024 kepada 22 juta Penerima Bantuan Pangan ditujukan untuk melindungi daya beli masyarakat dari dampak langsung kenaikan harga pangan.
"Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan yang merupakan lanjutan dari BLT El Nino kepada 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), diharapkan juga dapat melindungi daya beli masyarakat," ujar Menko Airlangga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.
Menurut dia, dengan adanya perlindungan daya beli masyarakat maka tingkat konsumsi masyarakat juga akan tetap berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi.
Ia menyebutkan laju pertumbuhan ekonomi regional pada kuartal III-2023 tertinggi kedua dicapai oleh wilayah Sulawesi sebesar 6,44 persen year on year (yoy), dengan besaran kontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 7,25 persen.
"Provinsi Sulawesi Selatan mampu tumbuh 4,05 persen (yoy) ditopang oleh sektor pertambangan dan penggalian serta ekspor," ujar Airlangga.
Airlangga melanjutkan pencapaian inflasi nasional tahun 2023 sebesar 2,61 persen (yoy) juga menjadi tingkat inflasi terendah dalam dua dekade terakhir, di luar periode pandemi COVID-19.
Sementara itu, tingkat inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2023 tercatat sebesar 2,81 persen (yoy).
“Kami berharap ke depan inflasi bisa terus ditekan, tapi yang lebih penting sebagai tujuan utama adalah meninggikan pertumbuhan ekonomi,” ujar Menko Airlangga.
Dalam kesempatan ini, Menko Airlangga berharap Provinsi Sulawesi Selatan tetap menjadi penyumbang ekonomi terbesar di wilayah Sulawesi, serta terus mengembangkan sektor-sektor bernilai tambah tinggi, seperti sektor industri pengolahan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Airlangga: BLT Risiko Pangan untuk lindungi daya beli masyarakat
"Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan yang merupakan lanjutan dari BLT El Nino kepada 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), diharapkan juga dapat melindungi daya beli masyarakat," ujar Menko Airlangga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.
Menurut dia, dengan adanya perlindungan daya beli masyarakat maka tingkat konsumsi masyarakat juga akan tetap berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi.
Ia menyebutkan laju pertumbuhan ekonomi regional pada kuartal III-2023 tertinggi kedua dicapai oleh wilayah Sulawesi sebesar 6,44 persen year on year (yoy), dengan besaran kontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 7,25 persen.
"Provinsi Sulawesi Selatan mampu tumbuh 4,05 persen (yoy) ditopang oleh sektor pertambangan dan penggalian serta ekspor," ujar Airlangga.
Airlangga melanjutkan pencapaian inflasi nasional tahun 2023 sebesar 2,61 persen (yoy) juga menjadi tingkat inflasi terendah dalam dua dekade terakhir, di luar periode pandemi COVID-19.
Sementara itu, tingkat inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2023 tercatat sebesar 2,81 persen (yoy).
“Kami berharap ke depan inflasi bisa terus ditekan, tapi yang lebih penting sebagai tujuan utama adalah meninggikan pertumbuhan ekonomi,” ujar Menko Airlangga.
Dalam kesempatan ini, Menko Airlangga berharap Provinsi Sulawesi Selatan tetap menjadi penyumbang ekonomi terbesar di wilayah Sulawesi, serta terus mengembangkan sektor-sektor bernilai tambah tinggi, seperti sektor industri pengolahan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Airlangga: BLT Risiko Pangan untuk lindungi daya beli masyarakat