Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan pakan bagi monyet ekor panjang di empat lokasi di Kapanewon Tepus untuk mengatasi serangan terhadap tanaman milik petani.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul Harry Sukmono di Gunungkidul, Senin, mengatakan empat lokasi pemberian pakan monyet, yakni Purwodadi, Tepus, Giripanggung, dan Sidoharjo.
Mereka diberi makan pisang hingga ketela dengan harapan tidak menyerang tanaman milik petani.
"Pemberian pakan ini harapannya monyet ekor panjang tidak menyerang tanaman petani," kata Harry.
Ia mengatakan pakan ini juga mengurangi konflik manusia dengan monyet ekor panjang (MEP). Pemberian pakan ini juga untuk menyusun kajian MEP dan lokasi penanganannya ke depan.
Penyusunan kajian penanganan MEP ini bekerja sama dengan UGM.
"Iya nanti pakan diberikan selama 10 bulan," kata Harry.
Sementara itu, Ulu-ulu (perangkat) Kalurahan Purwodadi Suroyo mengatakan konflik manusia dan monyet ekor panjang terus terjadi di Kalurahan Purwodadi. Bahkan monyet sempat memukuli kambing petani.
Suroyo mengatakan monyet ekor panjang sudah meresahkan warga Kalurahan Purwodadi. Warga sampai kewalahan mengusir monyet karena banyaknya monyet yang datang.
"Sekali datang sampai 500 ekor, mereka memakan apa saja yang disukai manusia. Seperti jagung, kacang, hingga singkong," kata Suroyo.
Dia mengatakan di Purwodadi, ada sembilan kelompok monyet ekor panjang. Kawanan monyet ini berpindah tempat mencari makan. Ladang petani yang siap panen, diserbu ratusan ekor secara bergantian.
"Sejak tiga tahun terakhir, monyet ekor panjang sampai masuk ke pemukiman. Terkadang, kawanan ini mengambil telur dan memukuli kambing petani," kata dia.
Suroyo mengaku upaya yang dilakukan petani mulai memasang jaring, hingga mengusir kurang efektif. Bahkan serangan tidak berkurang.
"Perangkap yang kami pasang tidak mempan untuk menghalau kawanan monyet ekor panjang ini. Menjelang masa panen ini, kerugian yang diderita petani antara Rp600 ribu hingga Rp1 juta," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul Harry Sukmono di Gunungkidul, Senin, mengatakan empat lokasi pemberian pakan monyet, yakni Purwodadi, Tepus, Giripanggung, dan Sidoharjo.
Mereka diberi makan pisang hingga ketela dengan harapan tidak menyerang tanaman milik petani.
"Pemberian pakan ini harapannya monyet ekor panjang tidak menyerang tanaman petani," kata Harry.
Ia mengatakan pakan ini juga mengurangi konflik manusia dengan monyet ekor panjang (MEP). Pemberian pakan ini juga untuk menyusun kajian MEP dan lokasi penanganannya ke depan.
Penyusunan kajian penanganan MEP ini bekerja sama dengan UGM.
"Iya nanti pakan diberikan selama 10 bulan," kata Harry.
Sementara itu, Ulu-ulu (perangkat) Kalurahan Purwodadi Suroyo mengatakan konflik manusia dan monyet ekor panjang terus terjadi di Kalurahan Purwodadi. Bahkan monyet sempat memukuli kambing petani.
Suroyo mengatakan monyet ekor panjang sudah meresahkan warga Kalurahan Purwodadi. Warga sampai kewalahan mengusir monyet karena banyaknya monyet yang datang.
"Sekali datang sampai 500 ekor, mereka memakan apa saja yang disukai manusia. Seperti jagung, kacang, hingga singkong," kata Suroyo.
Dia mengatakan di Purwodadi, ada sembilan kelompok monyet ekor panjang. Kawanan monyet ini berpindah tempat mencari makan. Ladang petani yang siap panen, diserbu ratusan ekor secara bergantian.
"Sejak tiga tahun terakhir, monyet ekor panjang sampai masuk ke pemukiman. Terkadang, kawanan ini mengambil telur dan memukuli kambing petani," kata dia.
Suroyo mengaku upaya yang dilakukan petani mulai memasang jaring, hingga mengusir kurang efektif. Bahkan serangan tidak berkurang.
"Perangkap yang kami pasang tidak mempan untuk menghalau kawanan monyet ekor panjang ini. Menjelang masa panen ini, kerugian yang diderita petani antara Rp600 ribu hingga Rp1 juta," katanya.