Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bidan memiliki peran penting dalam menciptakan bonus demografi di Indonesia melalui edukasi dan layanan pengaturan jarak kelahiran anak.
“Bonus demografi terjadi karena struktur penduduknya diatur sedemikian rupa termasuk mengatur kelahiran. Dari sini yang paling berperan adalah bidan,” kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Wahidin dalam Bhakti Sosial Pelayanan KB oleh Bidan di Jakarta, Rabu.
Wahidin menjelaskan bonus demografi sendiri merupakan suatu kondisi dengan angka pekerja atau produktif yang lebih besar dibandingkan angka ketergantungan atau non produktif.
Ia menuturkan bonus demografi di Indonesia terjadi karena adanya upaya mengatur jarak kelahiran bayi pada anak yang salah satunya menggunakan alat kontrasepsi.
Ia menegaskan terdapat beberapa indikator yang harus terus didorong untuk menciptakan bonus demografi yaitu pengguna kontrasepsi modern, peserta akseptor jangka panjang dan peserta KB yang belum terlayani.
Oleh sebab itu, BKKBN bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dalam waktu dekat ini sedang menargetkan adanya pemasangan implan pada 100 ribu akseptor untuk mendukung Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
Wahidin pun mengimbau para bidan untuk terus meyakinkan ibu melahirkan sebelum pulang ke rumah agar sudah menggunakan alat kontrasepsi.
Hal itu lantaran dari beberapa fakta di lapangan terutama untuk ibu-ibu bekerja tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara teratur namun ternyata sudah hamil lagi sehingga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan pada anak karena belum mendapat ASI eksklusif.
Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) tidak lepas dari peran berbagai pihak terutama bidan sebagai tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN: Bidan berperan penting ciptakan bonus demografi
“Bonus demografi terjadi karena struktur penduduknya diatur sedemikian rupa termasuk mengatur kelahiran. Dari sini yang paling berperan adalah bidan,” kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Wahidin dalam Bhakti Sosial Pelayanan KB oleh Bidan di Jakarta, Rabu.
Wahidin menjelaskan bonus demografi sendiri merupakan suatu kondisi dengan angka pekerja atau produktif yang lebih besar dibandingkan angka ketergantungan atau non produktif.
Ia menuturkan bonus demografi di Indonesia terjadi karena adanya upaya mengatur jarak kelahiran bayi pada anak yang salah satunya menggunakan alat kontrasepsi.
Ia menegaskan terdapat beberapa indikator yang harus terus didorong untuk menciptakan bonus demografi yaitu pengguna kontrasepsi modern, peserta akseptor jangka panjang dan peserta KB yang belum terlayani.
Oleh sebab itu, BKKBN bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dalam waktu dekat ini sedang menargetkan adanya pemasangan implan pada 100 ribu akseptor untuk mendukung Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
Wahidin pun mengimbau para bidan untuk terus meyakinkan ibu melahirkan sebelum pulang ke rumah agar sudah menggunakan alat kontrasepsi.
Hal itu lantaran dari beberapa fakta di lapangan terutama untuk ibu-ibu bekerja tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara teratur namun ternyata sudah hamil lagi sehingga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan pada anak karena belum mendapat ASI eksklusif.
Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) tidak lepas dari peran berbagai pihak terutama bidan sebagai tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN: Bidan berperan penting ciptakan bonus demografi